Bisnis.com, PEKANBARU-- Untuk pertama kalinya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bengkalis berhasil menangani pasien stroke menggunakan sistem Code Stroke (Code S).
Ini menjadikan RSUD Bengkalis sebagai rumah sakit tingkat kabupaten pertama di Riau yang berhasil menerapkan terapi trombolisis, setelah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau.
Wakil Direktur Pelayanan RSUD Bengkalis, Rita Pusta mengungkapkan bahwa RSUD Bengkalis telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan sebagai Rumah Sakit Jejaring Pengampuan Pelayanan Stroke dengan strata madya.
"Hal ini memungkinkan rumah sakit melakukan pelayanan stroke berupa terapi trombolisis dan intervensi vaskular non-bedah," ungkapnya Kamis (9/1/2025).
Dia memaparkan pasien yang berhasil ditangani, Ny. E, seorang wanita berusia 52 tahun, dirawat pada 10-14 Desember 2024 setelah mengalami serangan stroke dua jam sebelum tiba di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Ketika tiba, pasien menunjukkan gejala kelemahan pada anggota gerak kanan, bicara pelo, dan mulut mencong. Dengan skor ASPECT 8 dan NIHSS awal 11, tim medis segera mengaktifkan Code S dan memberikan terapi trombolisis menggunakan rtPA.
Baca Juga
Dalam waktu singkat, terapi trombolisis diberikan dengan dosis bolus 4,5 mg, diikuti infus 40,5 mg selama satu jam. Hasilnya menunjukkan perbaikan signifikan lewat beberapa indikator seperti NIHSS pasien menurun menjadi 9 dalam satu jam, dalam 24 jam, skor turun menjadi 2, lalu setelah 72 jam, NIHSS pasien hanya tersisa 1.
Pada 14 Desember 2024, Ny. E diperbolehkan pulang dalam kondisi normal tanpa keluhan, anggota gerak kembali berfungsi, dan bicara lancar.
Ketua Tim Layanan Pengampuan Stroke, Nila Dwi Wati menjelaskan bahwa Code S adalah protokol prioritas yang memastikan pasien stroke mendapatkan tindakan medis cepat dalam waktu golden period atau 3-4,5 jam sejak gejala muncul.
"Begitu pasien masuk dengan dugaan stroke, kami langsung menanyakan waktu onset gejala dan mengaktifkan Code S jika masih dalam golden period," ujarnya.
Setelah pengaktifan Code S, tim medis bergerak cepat melakukan pemeriksaan fisik dan pencitraan otak dengan CT Scan untuk memastikan jenis stroke yang dialami pasien. Langkah ini penting untuk menentukan terapi yang sesuai.
Sebagai RS Jejaring Pengampuan Stroke, RSUD Bengkalis terus berkomitmen meningkatkan kualitas layanan stroke sesuai standar strata madya. Sosialisasi kepada masyarakat mengenai tanda-tanda stroke juga dilakukan secara aktif.
"Jika Anda menemukan seseorang dengan tanda kelemahan pada satu sisi tubuh, bicara pelo, atau mulut mencong, segera bawa ke rumah sakit. Setiap detik sangat berharga," imbau dia.
Keberhasilan ini membuktikan kesiapan RSUD Bengkalis dalam memberikan layanan stroke cepat dan efektif, sekaligus menjadi harapan baru bagi masyarakat Bengkalis untuk mendapatkan layanan medis berkualitas tinggi.
"Kami berharap masyarakat semakin peka terhadap gejala stroke dan segera mencari pertolongan medis. Dengan kerjasama antara rumah sakit dan masyarakat, kita dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa," pungkas Rita.