Bisnis.com, PADANG - Ribuan masyarakat menyaksikan arak-arakan Sipasan atau Sepasan dari Himpunan Bersatu Teguh (HBT) yang merupakan komunitas keturunan Tionghoa yang ada di Provinsi Sumatra Barat dan Provinsi Riau.
Penyelenggara Reinaldo mengatakan Festival Sipasan tersebut merupakan event dalam rangka menyambut pergantian tahun baru 2025, dimana untuk peserta Sipasan ini datang dari HBT di seluruh daerah di Sumbar dan Riau.
“Panjang Sipasan ini diperkirakan mencapai 350 meter dan membawa anak-akan sebanyak 77 orang yang mengenakan pakaian Nusantara, dari pakaian khas China hingga pakaian khas Minangkabau, Suku Mentawai, dan beragam pakaian dari suku dan daerah lainnya,” kata dia, Selasa (31/12/2024).
Dia menjelaskan pada arak-arakan Sipasan ini peserta berjalan kaki dari pusat Kota Tua Padang dan mengelilingi kawasan Kota Tua yang panjang rutenya diperkirakan 3 kilometer.
Reinaldo menyebutkan Sipasan ini budaya China turun menurun sejak tahun 1876 dan sampai saat ini terus dikembangkan, dengan harapan Sipasan tidak hilang.
“Sipasan ini maknanya suatu keberuntungan dan membuka jalan menuju tahun baru. Sipasan ini cuma ada di Padang di daerah Indonesia,” ungkapnya.
Baca Juga
Dikatakannya dengan diselenggarakannya tradisi Sipasan ini, artinya HBT telah turut melestarikan budaya leluhur yang ada di Kota Padang tersebut.
Untuk itu, Reinaldo berharap di tahun 2025 nanti adanya kelimpahan rezeki. Karena sesuai dengan makna dari Sipasan itu yakni membuka pintu keberuntungan di masa mendatang.
Reinaldo bilang biasanya budaya Sipasan ini hanya diselenggarakan pada saat Cap Go Meh atau pada rangkaian Tahun Baru Imlek. Namun berbeda di tahun 2024 ini, HBT sepakat menyelenggarakan Festival Sipasan di penghujung sebagai bentuk ungkapan perayaan pergantian tahun baru 2025.
Dia menyebutkan terlaksananya Festival Sipasan ini juga pertama kalinya, karena tahun-tahun sebelumnya HBT belum pernah menyelenggarakan kegiatan yang bertujuan untuk menyambut pergantian tahun.
Salah seorang wisatawan dari Pekanbaru, Helena menyampaikan turut melibatkan dua orang cucunya menjadi anak-anak yang di atas arak-arakan Sipasan tersebut.
Melalui kesempatan itu, dia berharap dapat mengedukasi atau meliterasi anak-anak untuk mengenal lagi budaya dan tradisi China yang ada di Indonesia.
Dengan demikian harapan para anak-anak itu bisa mempertahankan budaya Sipasan ini dari masa ke masa.
“Saya membawa dua orang cucunya untuk menjadi peserta dalam Festival Sipasan itu. Dengan melibatkan anak-anak, bisa memberikan edukasi serta mengajarkan sejarah leluhur,” sebutnya.
Helena mengaku sangat senang dan antusias mengikuti Festival Sipasan itu. Dia berharap dengan memasuki tahun baru 2025 nanti, Indonesia menjadi negara yang lebih maju dan sejahtera kedepannya.
Untuk diketahui, pada tahun 2013, tradisi tersebut pernah memecahkan rekor dunia. Arak-arakan Sipasan sepanjang 243 meter yang pawai sejauh 1,9 meter dari Jembatan Siti Nurbaya hingga Hotel Axana tersebut berhasil meraih Guinness World Record.
Sipasan ini berhasil mengalahkan ‘Sipasan’ Kinmen County, Taiwan yang meraih Guinness World Records pada 14 Mei 2013. Arak-arakan Sipasan Taiwan yang membawa 223 anak ini memiliki panjang 168 meter, dipikul oleh 1.440 orang dan diarak selama 3 jam sejauh 1,68 km.
Prosesi arak-arakan Sipasan dari Tionghoa yang tergabung dalam Himpunan Bersatu Teguh (HBT) di kawasan Kota Tua Padang, Sumatra Barat, Selasa (31/12/2024).
Ribuan masyarakat menyaksikan arak-arakan Sipasan yang panjangnya mencapai 350 meter dengan memandu 77 orang anak-anak yang mengenakan berbagai jenis pakaian mulai dari pakaian khas China hingga pakaian Nusantara seperti khas Minangkabau. Bisnis/Muhammad Noli Hendra