Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Securities Crowdfunding di Riau Mencapai 1.149 Orang

Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat bahwa hingga saat ini, terdapat 1.149 investor yang terlibat dalam Securities Crowdfunding (SCF) di Riau.
Salah satu proyek yang menggunakan skema SCF adalah rumah sakit (RS) Ibu dan Anak Annisa Pekanbaru.
Salah satu proyek yang menggunakan skema SCF adalah rumah sakit (RS) Ibu dan Anak Annisa Pekanbaru.

Bisnis.com, PEKANBARU-- Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat bahwa hingga saat ini, terdapat 1.149 investor yang terlibat dalam Securities Crowdfunding (SCF) di Riau. 

Direktur Pengembangan Infrastruktur dan Manajemen Informasi KSEI, Dharma Setiyadi mengatakan ada lima penerbit resmi telah ditunjuk untuk mengelola SCF di wilayah tersebut, dengan empat di antaranya berlokasi di Kota Pekanbaru.

“Total aset dari lima penerbit ini mencapai Rp12,8 miliar, dengan jumlah pemodal sebanyak 1.149 investor. Empat dari penerbit tersebut beroperasi di Kota Pekanbaru," katanya dalam media briefing di Pekanbaru, Kamis (26/9/2024).

Menurutnya, tingginya minat para investor terhadap SCF di Riau mencerminkan potensi besar yang masih dapat berkembang. Model pendanaan ini menawarkan kesempatan bagi perusahaan lokal untuk memperoleh modal melalui pasar modal dengan keterlibatan masyarakat sebagai investor.

SCF merupakan inovasi dari equity crowdfunding, yang tidak hanya menawarkan saham, tetapi juga obligasi dan sukuk. 

Melalui platform daring, baik penerbit maupun investor dapat memantau perkembangan investasi secara real-time, menjadikannya model pendanaan yang lebih inklusif dan mudah diakses.

Dharma menambahkan, di bawah pengawasan OJK, SCF memberikan perlindungan yang lebih baik bagi investor. Namun, penting bagi calon investor untuk memastikan platform penyelenggara SCF terdaftar dan memiliki izin resmi dari OJK.

"Dikenal sebagai pendanaan demokratis, SCF memungkinkan lebih banyak orang untuk berpartisipasi dalam pendanaan proyek atau bisnis dengan kontribusi yang relatif kecil," ujarnya. 

Meskipun begitu, Dharma juga mengingatkan bahwa seperti jenis investasi lainnya, SCF juga memiliki risiko yang harus dipertimbangkan dengan cermat.

Seiring dengan semakin dikenalnya SCF di masyarakat Riau, diharapkan jumlah investor dan penerbit di wilayah ini akan terus meningkat di masa mendatang, membuka lebih banyak peluang investasi dan pengembangan bisnis lokal.

Salah satu proyek yang menggunakan skema SCF adalah rumah sakit (RS) Ibu dan Anak Annisa Pekanbaru. RS ini bermitra dengan LBS Urun Dana sebagai penerbit SCF.

Komisaris RSIA Annisa Pekanbaru, Salman Alfarisyi menyatakan pihaknya mendapatkan pendanaan Rp9,3 miliar dari skema SCF tersebut.

"Alhamdullilah Rumah Sakit Ibu dan Anak Anissa mendapatkan pendanaan di LBS Urun Dana dengan total Rp9,3 miliar. Kami berterima kasih untuk LBS Urun Dana, bukan hanya mendapatkan pendanaan, tapi saran, bantuan, dan konsultasi, bahkan support untuk masuk ke dalam IPO, yaitu dengan program IDX Inkubator Road to IPO 2024," ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arif Gunawan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper