Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI: Gen Z Dominasi Pasar Modal Sumut

Pergeseran usia investor saham ke generasi yang lebih muda yakni mereka yang berusia 18-25 tahun terjadi kurang lebih sejak 3 tahun lalu.
Seorang investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Rabu (21/8/2024). Bisnis/Arief Hermawan P
Seorang investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Rabu (21/8/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, MEDAN - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Perwakilan Sumatra Utara (Sumut) menyebut investor pasar modal saham Sumut didominasi oleh Generasi Z dengan jumlah identitas tunggal investor (single investor identification) kelompok tersebut mencapai 92.872 rekening per 31 Juli 2024.

Kepala Kantor Perwakilan BEI Sumut M Pintor Nasution mengatakan, pergeseran usia investor saham ke generasi yang lebih muda yakni mereka yang berusia 18-25 tahun terjadi kurang lebih sejak 3 tahun lalu.

"Hal ini karena teknologi. Untuk membuka rekening [baru], bertransaksi [secara digital], sekarang bisa dilakukan dari handphone. Yang bisa mengakses itu dengan tepat, bisa dibilang adalah Gen Z. Jadi, memang di usia mereka yang paling banyak," kata Pintor, Kamis (22/8/2024).

Data BEI Sumut mencatat, jumlah investor saham per 31 Juli 2024 sebanyak 273.318 SID. 

Dari jumlah tersebut, investor berusia 18-25 tahun menduduki posisi pertama pasar modal (saham) Sumut dengan jumlah SID sebanyak 92.872. Disusul usia 26-30 tahun dengan 64.258 rekening SID.

Sedangkan investor usia 31-40 tahun menduduki posisi ketiga, sebanyak 65.101 rekening. Terakhir, usia 40-100 tahun sebanyak 50.152 rekening SID.

Dari kategori pekerjaan, pegawai swasta dan pengusaha disebut Pintor menjadi yang paling banyak bermain saham. Jumlah investor saham Sumut dari pegawai swasta mencapai 97.070 rekening SID, sedangkan SID dengan latar belakang pengusaha tercatat 61.820.

Adapun total aset saham investor di Sumut per 1 April 2024 mencapai Rp21 triliun. Sementara aset non saham baik berupa reksa dana, obligasi, Exchange Traded Fund (ETF), maupun surat berharga derivatif di Sumut mencapai Rp18,26 triliun.

Pintor mengakui ada perlambatan dalam penambahan investor saham yang tercatat BEI di Sumut. Dia menyebut tantangan pihaknya saat ini tak hanya investasi bodong, namun juga judi online dan pinjaman online ilegal.

Kondisi itu menurutnya disambut dengan pola pikir gen Z yang cenderung menyukai sesuatu yang instan.

Pintor mengatakan pihaknya terus melakukan literasi pasar modal hingga ke daerah-daerah di Sumut. Hal ini untuk mencegah masyarakat menginvestasikan uang ke lahan yang tidak tepat.

BEI pun saat ini telah memiliki 20 Galeri Investasi di sejumlah kampus di Sumut. Galeri tersebut selayaknya kelompok studi yang mendukung literasi pasar modal kepada masyarakat khususnya mahasiswa.

"Kami mengingatkan mereka agar jangan mudah tergiur hasil yang instan dan memberikan return yang tidak masuk akal. Kalau memang belum siap berinvestasi, mending ditabung dulu saja," ujarnya. (K68)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Delfi Rismayeti
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper