Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tantangan Sumbar Membangun Laju Pertumbuhan Ekonomi 2024 Usai Dilanda Bencana Alam

Dampak bencana alam di Ranah Minang perlu untuk menjadi prioritas melakukan pemulihan, sehingga pertumbuhan ekonomi di daerah tidak tertekan.
Masyarakat melihat kondisi terdampak banjir bandang lahar dingin yang melanda Desa Batu Taba, Kabupaten Agam, Sumatra Barat, Selasa (14/5/2024). Bisnis/Muhammad Noli Hendra
Masyarakat melihat kondisi terdampak banjir bandang lahar dingin yang melanda Desa Batu Taba, Kabupaten Agam, Sumatra Barat, Selasa (14/5/2024). Bisnis/Muhammad Noli Hendra

Bisnis.com, PADANG - Bank Indonesia melihat Provinsi Sumatra Barat memiliki tantangan yang besar untuk membangun laju pertumbuhan ekonomi usai dilanda bencana alam silih berganti di sejumlah kabupaten dan kota.

Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumbar Mohamad Abdul Majid Ikram mengatakan dampak bencana alam yang saat ini masih dirasakan di Ranah Minang perlu untuk menjadi prioritas melakukan pemulihan, sehingga pertumbuhan ekonomi di daerah tidak tertekan.

"Saya melihat Sumbar ini punya banyak potensi, sektor pertanian perkebunan serta pariwisata memiliki peran yang besar dalam pertumbuhan ekonomi. Kini kawasan sentra hortikultura di Sumbar terdampak bencana, dan juga turut dirasakan oleh sektor pariwisata," katanya, Jumat (26/7/2024).

Menurutnya agar dampak bencana alam bisa tertangani dan pemulihan pasca bencana bisa digenjot, perlu bagi pemerintah daerah untuk melakukan berbagai upaya dan strategi, sehingga kondisi ekonomi di Sumbar bisa dikatakan kembali ke titik normal.

Majid menyebutkan dari diskusi dan pertemuan dengan sejumlah pihak, ada salah satu cara yang potensial untuk membantu perekonomian di Sumbar dalam hal melakukan pemulihan dampak bencana alam.

Cara yang dimaksud yakni merangkul para perantau Minang yang tersebar di berbagai daerah dan negara. Karena perantau Minang ini memiliki potensi yang besar untuk ikut memberikan dampak ekonomi di Sumbar.

Majid menyatakan untuk merangkul para perantau itu agar uangnya bisa di investasikan ke kampung halaman, pemerintah daerah perlu melakukan komunikasi yang baik dengan perantau, sehingga bisa memunculkan ide dan minat perantau berinvestasi dan menyebarkan uangnya ke Sumbar.

"Menyebarkan uang ke kampung halaman itu bukan hanya soal untuk kebutuhan konsumtif saja sanak saudara saja. Tapi juga bisa berupa investasi seperti di sektor pariwisata, UMKM, pertanian dan perkebunan, hingga soal infrastruktur," ucapnya.

Majid menyampaikan melihat kondisi pertumbuhan ekonomi Sumbar yang sempat terganggu pada triwulan II-2024 dengan adanya bencana alam, turut memberikan dampak pada penurunan kunjungan wisatawan pada momen cuti bersama Idulfitri pada April 2024 lalu itu.

Padahal momen cuti bersama Idulfitri tersebut, selama ini menjadi salah satu momen yang memberikan andil yang besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Sumbar, karena banyak perantau yang pulang basamo atau mudik, serta ditambah kunjungan wisatawan dari provinsi tetangga seperti Riau, Jambi, Bengkulu, dan Medan.

"Jadi untuk menutupi perlambatan pertumbuhan ekonomi di triwulan II-2024 itu, pada triwulan III-2024 ini kinerja harusnya lebih dikencangkan lagi," ujarnya.

Diakuinya bahwa untuk membuat laju pertumbuhan ekonomi Sumbar bisa bergerak cepat di triwulan III-2024 ini, Sumbar memiliki tantangan yang besar, karena sejauh ini belum ada yang terlihat sebuah momen atau kegiatan yang bisa mentrigger pertumbuhan ekonomi di Sumbar.

"Jadi di triwulan III-2024 memang perlu kerja keras dan hal ini BI melihat perlu ada inovasi dan ide yang jitu, dan tentu soal strategi tersebut perlu kami diskusikan dengan pemda," sebutnya.

Sementara kalau melihat dari pertumbuhan ekonomi Sumbar pada tahun 2024 ini, BI Sumbar memproyeksikan di angka 4,51% hingga 5,31% bisa tercapai. 

Angka tersebut diproyeksikan sebelum ada terjadinya bencana alam di Sumbar yang memberikan dampak yang cukup parah di sejumlah kabupaten dan kota.

Untuk itu, melihat kondisi triwulan III-2024 ini memang perlu kerja keras. Di satu sisi, Majid melihat ada kondisi perekonomian di Sumbar berkemungkinan bisa digenjot itu, yakni dengan adanya Pilkada serentak yang dilangsungkan pada November atau pada triwulan IV-2024. 

"Kami berharap Pilkada 2024 nanti bisa memberikan andil yang besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, sehingga proyeksi tahun 2024 ini bisa tercapai," tegasnya.

Dikatakannya biasanya dalam pelaksanaan pemilu itu yang meningkat tersebut terlihat di sektor belanja. 

Artinya bila Pilkada di sejumlah kabupaten dan kota di Sumbar termasuk untuk pemilihan gubernur dan wakil gubernur memiliki banyak pasangan calon, maka akan memiliki peluang yang besar memberikan andil pertumbuhan ekonomi, karena terjadi peningkatan di sektor belanja.

Selain ada Pilkada, triwulan IV-2024 juga akan ada momen cuti bersama Natal dan Tahun Baru (Nataru). Biasanya saat Nataru kunjungan wisatawan juga cukup banyak datang ke Sumbar.

Akan tetapi, untuk kondisi Nataru ini, agar bisa mendatangkan banyak wisatawan dibandingkan momen cuti bersama Idulfitri lalu, maka pemda perlu memastikan akses jalan serta infrastruktur lainnya yang terdampak bencana di triwulan II-2024 itu, bisa tertangani dengan baik.

"Belum lama ini akses jalan terdampak bencana di Lembah Anai kan sudah dibuka. Nah, hal semacam ini perlu digenjot. Jadi orang berkunjungan ke Sumbar bisa nyaman dan Sumbar bisa menjadi salah destinasi tujuan untuk Nataru," jelasnya.

Kemudian Majid juga berharap untuk daerah yang akan dilalui wisatawan menuju suatu destinasi wisata, juga perlu untuk memastikan akses dan infrastruktur lainnya layak dan aman dilalui wisatawan.

"Intinya itu, kalau dampak bencana sudah tertangani dengan baik, perantau pun tidak banyak pertimbangan untuk bisa pulang. Jika bisa, ajak perantau untuk berinvestasi ke Sumbar, mungkin dalam hal ini membantu memulihkan daerah-daerah yang terdampak bencana alam, mungkin membangun tempat usaha atau investasi lainnya," ungkap dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper