Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Modal dan Jaminan Pasar Jadi Kendala Petani Cabai dan Bawang di Sumsel

Salah satu upaya yang ditawarkan dalam pengembangan bawang merah dan cabai merah di Sumsel pada tahun ini adalah pembentukan klaster.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, PALEMBANG – Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) mengungkapkan terdapat dua faktor yang menyebabkan peningkatan produksi komoditas cabai merah dan bawang merah di wilayah itu sulit direalisasikan. 

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel Bambang Pramono mengatakan permasalahan yang dihadapi untuk cabai merah dan bawang merah adalah biaya usaha tani yang cukup besar. 

Dia mencontohkan untuk produksi padi kisaran maksimalnya hanya Rp15 juta per hektare. Sedangkan cabai merah dan bawang merah biaya produksinya bisa mencapai Rp70 juta sampai Rp80 juta per hektare. 

“Jadi memang faktor utama petani di Sumsel adalah modal usaha tani yang cukup besar,” ungkapnya, Selasa (16/7/2024). 

Kondisi itu, kata Bambang, tidak diimbangi dengan jaminan pasar bagi para petani yang menyebabkan harga cabai merah dan bawang merah seringkali terjun bebas saat panen raya berlangsung.

“Saat panen raya harganya jatuh kadang-kadang kisaran dibawah Rp15 ribu per Kg, sedangkan BEP (Break Even Point) nya kisaran Rp30 ribu per Kg, itulah kenapa mereka (petani) ragu menanam,” terangnya. 

Oleh sebab itu, salah satu upaya yang ditawarkan dalam pengembangan bawang merah dan cabai merah di Sumsel pada tahun ini adalah pembentukan klaster. Pihaknya akan melibatkan semua komponen mulai dari petani, distributor obat-obatan dan benih, pihak bank selaku penyalur kredit usaha rakyat (KUR) serta pasar yang akan menjamin harganya. 

“Pengembangan klaster rencananya akan disesuaikan dengan kebutuhan dari pasar. Seperti misalnya pasar membutuhkan sampai dengan 500 ton, maka tanaman yang akan disiapkan juga 500 ton,” jelas Bambang. 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel, Ricky P Gozali penyaluran permodalan di sektor pertanian masih sulit dilakukan. Pasalnya pihak perbankan telah menganalisa bahwa catatan penyaluran ke pertanian kurang baik. 

“Oleh karena itu ini kendala basic yang harus diselesaikan. Kita akan sosialisasi dan edukasi para petani, dimana nanti akan kita buat kelompok-kelompok untuk selanjutnya kita bantu bertemu dengan perbankan,” pungkasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper