Bisnis.com, MEDAN -- Kuasa Hukum PT Bank Sumut Hasrul Benny Harahap menyatakan pihaknya akan menghormati proses hukum terkait permasalahan pengembalian agunan debitur di Aek Nabara Labuhanbatu atas nama almarhum Thomas Panggabean. Dalam perkara agunan ini, Bank Sumut menjadi pihak terlapor.
Ia juga mengapresiasi DPRD Sumut yang telah bersedia memediasi permasalahan antara para ahli waris dengan PT Bank Sumut melalui rapat dengar pendapat (RDP).
"Kami sangat terbantu [dengan adanya rapat dengar pendapat/ RDP]. Bank Sumut sebenarnya mengapresiasi DPRD mau memediasi. Kami juga ingin mencari titik temu," ujar Hasrul, dikutip Minggu (9/6/2024).
Sebagaimana diketahui, permasalahan pengembalian agunan debitur Bank Sumut atas nama almarhum Thomas Panggabean terus bergulir. Sebuah video yang menuding Bank Sumut menahan agunan debitur kendati kredit telah dilunasi pihak keluarga menjadi viral beberapa waktu lalu.
Hasrul menjelaskan bahwa persoalan ini bermula saat beberapa waktu lalu ada dua pihak yang mengklaim diri mereka sebagai penerima sah pengembalian agunan yang dijaminkan peminjam kepada Bank Sumut pada tahun 2012 lalu.
Satu diantaranya ialah mantan istri almarhum Thomas Panggabean yang telah bersedia melunasi tunggakan pinjaman almarhum pasca debitur Bank Sumut itu meninggal tahun 2013 silam. Sementara agunan ditempatkan bersama istri sah almarhum saat mereka berdua mengajukan pinjaman sebesar Rp1 miliar dengan agunan 10 sertifikat kebun sawit pada tahun 2012 lalu.
Baca Juga
Hasrul menepis tuduhan yang beredar bahwa Bank Sumut menahan pengembalian agunan. Ia menjelaskan bahwa agunan itu ada di Bank Sumut dan siap dikembalikan secara utuh.
Namun, lanjutnya, perselisihan keluarga yang terjadi membuat pihak Bank Sumut belum mengembalikan agunan sertifikat kebun tersebut. Hasrul menegaskan, Bank Sumut tidak bisa serta merta-merta menyerahkan agunan kepada para pihak yang mengklaim.
"Secara hukum memang Ibu Derita (istri sah Thomas saat mengajukan pinjaman) yang berhak menerima. Tapi selama ini yang melunasi [pinjaman] kan Ibu Tianas [mantan istri], yang menurut data yang kami punya, saat pengajuan pinjaman itu telah bercerai dari sang suami sejak 2002. Ini persoalannya yang ingin kami selesaikan" jelas Hasrul.
Bank Sumut pun, kata Hasrul sebelumnya telah melakukan serangkaian upaya untuk menyelesaikan masalah ini, termasuk dengan memediasi kedua belah pihak. Namun, penyelesaian pengembalian agunan debitur Bank Sumut masih belum diputuskan.
"Makanya kami sangat terbantu [dengan RDP]. Bank Sumut sebenarnya mengapresiasi kalau DPRD mau memediasi. Kami ingin mencari titik temu," kata dia.