Bisnis.com, PEKANBARU-- Padamnya arus listrik di wilayah Sumatra hingga 24 jam, harus diantisipasi dan dimitigasi di masa mendatang. Untuk mewujudkan hal itu pemerintah bersama dunia usaha dan sektor swasta harus duduk bersama.
Ekonom Universitas Riau, Edyanus Herman Halim menekankan pentingnya sinergi antara PLN, pemerintah tingkat pusat dan daerah, hingga kalangan pengusaha serta sektor swasta dalam meningkatkan pelayanan listrik di Sumatra.
Menurutnya, kecukupan penyediaan listrik perlu dipenuhi melalui koordinasi yang baik serta memanfaatkan berbagai sumber energi alternatif.
"Sudah saatnya PLN, pemerintah pusat dan daerah hingga sektor usaha swasta berkoordinasi untuk meningkatkan pelayanan listrik. Penyediaan listrik bisa menggunakan berbagai sumber, tidak hanya bergantung kepada PLTA bendungan dan PLTU, tetapi juga bisa dari tenaga surya dan energi alternatif lainnya," ujarnya Rabu (5/6/2024).
Dia mengakui sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan sektor swasta besar di Riau sangat diperlukan untuk membahas penyediaan kebutuhan listrik di wilayah ini.
Karena seperti diketahui bersama ada banyak perusahaan berskala besar di Riau, seperti industri migas, industri pengolahan kayu, dan juga sektor industri kelapa sawit, yang memiliki potensi dalam penyediaan listrik untuk masing-masing lini usahanya.
Baca Juga
"Banyak perusahaan yang menyediakan listrik dari sumber industri mereka, seperti migas, kayu, dan sawit. Ketiga sumber industri ini perlu diintegrasikan dengan PLN agar penyediaan listrik kepada masyarakat bisa lebih efisien dan efektif," jelasnya.
Edyanus juga mengingatkan agar pemerintah tidak menggunakan pendekatan sektoral dan parsial dalam manajemen kelistrikan ini. Dia menyarankan agar PLN memanfaatkan potensi pembangkit energi lokal untuk meningkatkan keandalan pasokan listrik di Riau.
Dengan koordinasi yang baik antara PLN, pemerintah daerah, dan sektor swasta, diharapkan penyediaan listrik di Riau dapat terpenuhi dengan baik, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.