Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Modifikasi Cuaca, Cara Jitu BNPB Bantu Penanganan Bencana Alam

BNPB melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sebagai upaya membantu penanganan dampak bencana alam di Provinsi Sumatra Barat.
Helikopter MI18-Mtv milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan pemadaman kebakaran lahan gambut di Pedamaran, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Snein (18/9/2023). Sebanyak 130 petugas gabungan dari Manggala Agni dari Daops OKI, Lahat, Muba, Banyuasin, Jambi dan dibantu helikopter MI18-Mtv, Helikopter Black Hawk milik BNPB dikerahkan untuk melakukan pemadaman kebakran lahan gambut di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Helikopter MI18-Mtv milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan pemadaman kebakaran lahan gambut di Pedamaran, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Snein (18/9/2023). Sebanyak 130 petugas gabungan dari Manggala Agni dari Daops OKI, Lahat, Muba, Banyuasin, Jambi dan dibantu helikopter MI18-Mtv, Helikopter Black Hawk milik BNPB dikerahkan untuk melakukan pemadaman kebakran lahan gambut di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Bisnis.com, PADANG - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sebagai upaya membantu penanganan dampak bencana alam di Provinsi Sumatra Barat.

Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB Agus Riyanto mengatakan operasi TMC yang dilakukan itu hasil koordinasi BNPB dengan BMKG, sebagai upaya dalam pengendalian cuaca mengingat proses penanganan dampak bencana banjir bandang atau galodo masih dilakukan.

"Operasi TMC ini berperan dalam mengendalikan cuaca, dimana operasi itu berupaya mengendalikan awan-awan yang berpotensi hujan di wilayah hulu sungai termasuk di wilayah Gunung Marapi. Artinya, pada daerah yang terdampak bencana itu diupayakan tidak turun hujan dulu dengan intensitas lebat," katanya di Padang, Selasa (28/5/2024).

Agus menjelaskan TMC mempunyai prinsip kerja yakni dalam menghantarkan bahan semai yakni Natrium Clorida (NaCl) atau garam ke dalam awan, dengan memanfaatkan keberadaan awan orografik dan awan yang tumbuh di sekitar pegunungan sebagai targetnya.

Dengan cara itu, potensi awan hujan di daerah yang menjadi target pengendalian cuaca bisa diatasi melalui pemecahan awan atau pengalihan tempat jatuh atau turunnya hujan.

"Jadi hujan yang turun itu dari potensi intensitas sedang - lebat menjadi intensitas ringan," sebutnya.

Menurutnya hingga hari ke-15 ini BNPB telah menyemai 27 ton Natrium Clorida (NaCl) di sejumlah kabupaten dan kota di Sumbar yang menjadi target operasi dalam pengendalian cuaca.

"Hasil evaluasi kami sampai saat ini, operasi TMC ampuh dalam upaya pengendalian cuaca. Buktinya lokasi yang menjadi target operasi tidak terjadi turun hujan dengan intensitas yang tinggi," jelasnya.

Agus menyebutkan melihat dari progres dari operasi TMC yang hampir memasuki pekan kedua ini, serta adanya informasi dari BMKG bahwa memasuki bulan Juni akan terjadi cuaca panas atau kemarau.

Untuk itu, BNPB berencana bakal menghentikan operasi TMC tersebut pada Rabu (29/5) besok. Namun kondisi penghentian operasi TMC itu, bersifat situasional. Artinya apabila nanti dibutuhkan kembali, maka operasi TMC berkemungkinan akan kembali diterjunkan.

"Saat ini penanganan bencana alam yang dilakukan di Kabupaten Agam dan Tanah Datar yakni peledakan batu material bencana galodo. Hal ini dilakukan untuk membersihkan aliran air di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Marapi," ucapnya.

Agus mengatakan update kondisi penanganan dampak bencana galodo di dua kabupaten di Sumbar itu, material lumpur yang menutupi medan jalan, rumah-rumah penduduk, masjid, infrastruktur jalan dan jembatan, serta fasilitas umum, juga telah hampir selesai dilakukan di lokasi bencana.

Menurutnya seandainya operasi TMC tidak dilakukan sejak dari awal, maka ada kemungkinan penanganan dampak bencana akan sulit dan lambat dilakukan, karena daerah yang terdampak tersebut terbilang daerah yang sering turun hujan, seperti yang telah disampaikan BMKG bahwa terhitung 8 Mei 2024 ada potensi hujan turun dengan intensitas tinggi.

"Jadi kalau hujan turun terus menerus di lokasi itu, bencana susulan bisa saja terjadi. Makanya cara yang ampuh itu perlu ada pengendalian cuaca yakni melalui operasi TMC," tegasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper