Bisnis.com, PEKANBARU-- Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Riau Kepri menyikapi maraknya pembahasan umrah backpacker di media sosial yang bisa memicu timbulnya kerugian bagi masyarakat umum yang kurang paham dalam pelaksanaan ibadah umrah.
Ketua Amphuri Riau Kepri, Junaidi menyebutkan pihaknya sebagai organisasi travel umrah resmi yang memiliki izin dari pemerintah, ingin berfokus kepada upaya pencegahan agar tidak terulang kejadian pada tahun-tahun sebelumnya yang bisa merugikan masyarakat khususnya yang tertarik umrah dengan harga sangat murah dan fantastis.
"Kami dari Amphuri telah membuat rencana program edukasi dengan melibatkan banyak pihak, sebelumnya kami sudah ada melibatkan influencer dan kami juga melibatkan Kementerian Agama (Kemenag). Upaya ini untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa umrah backpacker itu berpotensi menyulitkan diri sendiri khususnya bagi yang belum pernah umrah dan belum paham tata pelaksanaan umrah," ungkapnya Senin (6/5/2024).
Dia mengakui Amphuri bersama Kemenag memang mendorong masyarakat agar tidak memilih jalur umrah backpacker yang tidak resmi, akibat adanya potensi risiko bagi para jemaah umrah tersebut.
Rencananya pada program roadshow ke berbagai kabupaten dan kota di Riau itu, pihaknya akan memberikan seminar dan meningkatkan pemahaman tentang umrah resmi dengan menggunakan travel yang berizin.
Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi risiko seperti kegagalan berangkat, atau ketidakpastian pengembalian uang karena menggunakan travel yang tidak memiliki izin, atau juga risiko ditunda keberangkatan tanpa jaminan kapan bisa umrah.
Baca Juga
"Kami dari Amphuri telah menghubungi Kemenag Riau untuk kolaborasi dalam menyampaikan informasi ini kepada masyarakat, dengan melibatkan pembicara dari Amphuri, Kemenag, dan ulama Riau dalam roadshow tersebut," pungkasnya.
Adapun sebelumnya disebutkan bahwa setiap tahunnya ada sekitar 10.000 jemaah asal Riau yang berangkat ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah umrah.