Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PTPN Merger Anak Usaha Jadi 3 Entitas, Ini Tujuannya

PT Perkebunan Nusantara (PTPN) telah melakukan restrukturisasi anak usaha menjadi tiga entitas sub holding yang didasarkan pada bisnis komoditas.
Suasana kafe Sky View, salah satu unit bisnis PTPN IX yang berlokasi di Bawen, Semarang. PTPN IX mengembangkan strategi transformasi bisnis untuk memanfaatkan aset yang dimiliki./Bisnis-Rachman.
Suasana kafe Sky View, salah satu unit bisnis PTPN IX yang berlokasi di Bawen, Semarang. PTPN IX mengembangkan strategi transformasi bisnis untuk memanfaatkan aset yang dimiliki./Bisnis-Rachman.

Bisnis.com, MEDAN – PT Perkebunan Nusantara (PTPN) telah melakukan restrukturisasi anak usaha menjadi tiga entitas sub holding yang didasarkan pada bisnis komoditas guna mempersiapkan perseroan menjadi ‘pemain’ andal di kancah global dan mewujudkan kedaulatan pangan.

Mohammad Abdul Ghani, Direktur Utama PTPN III Persero (Induk Holding PTPN Group) mengatakan bahwa restrukturisasi tersebut merupakan salah satu bentuk transformasi perseroan dengan merampingkan 13 anak perusahaan PTPN ke tiga entitas sub-holding yang lebih spesifik.

Sebelumnya, PTPN memiliki 14 entitas dengan PTPN III sebagai Induk Holding. Restrukturisasi menjadikan perusahaan BUMN ini terbagi menjadi satu entitas holding dan 3 sub-holding.

“Saat ini, Induk holding PTPN Group dipegang oleh PTPN III. Sub holding nya terbagi menjadi PalmCo, SugarCo, dan SupportingCo yang bisnisnya lebih spesifik berdasar komoditas,” kata Ghani dalam agenda Bisnis Indonesia BUMN Forum 2024 yang diselenggarakan di Hotel Raffles, Jakarta, Selasa (30/4/2024).

Restrukturisasi menjadikan anak usaha PTPN tersebar ke sub holding yang sesuai core bisnis masing-masing.

Dari catatan Bisnis, Sub holding PalmCo terbentuk dari penggabungan PTPN IV, VI, dan XIII ke dalam PTPN IV sebagai identitas bertahan dan pemisahan tidak murni PTPN III (PTPN3P) ke dalam PTPN IV. 

Sedangkan SupportingCo terbentuk dari penggabungan PTPN II, PTPN VII-PTPN XII, dan PTPN XIV ke PTPN I. Entitas ini fokus dalam pengelolaan perkebunan selain komoditas sawit serta inkubasi bisnis baru seperti pengelolaan aset dan green industri.

Ghani menyinggung kondisi politik global yang berdampak pada kedaulatan pangan Indonesia. Tensi geopolitik menyebabkan ketidakstabilan harga, terutama dari sisi input price ke perkebunan lantaran supply chain terganggu. Ketidakpastian global itu juga membuat sejumlah negara membatasi ekspor pangan untuk menyelamatkan rakyatnya.

Adapula Undang-Undang Anti Deforestasi Eropa yang concern pada prinsip berkelanjutan industri sawit sehingga menahan ekspor komoditas dari Indonesia.

Ghani menyampaikan, keberadaan PalmCo yang bisnisnya fokus pada perkebunan sawit serta karet diharapkan berdampak positif bagi ketahanan pangan dan energi yang merupakan sebagai Proyek Strategis Nasional sesuai Permenko Perekonomian No.21 Tahun 2022.

Palmco diproyeksikan akan mengakselerasi produksi CPO hingga 1,2 kali lipat menjadi 3,3 juta ton per tahun pada tahun 2026. Sejalan dengan itu, produksi minyak goreng juga diproyeksikan akan meningkat 4 kali lipat menjadi 1,8 juta ton per tahun.

"Adapun melalui SugarCo diharapkan akan mendukung terwujudnya Perpres Nomor 40 tahun 2023 terkait percepatan swasembada gula nasional," lanjutnya.

SugarCo akan melakukan inisiatif untuk mendukung terwujudnya swasembada gula nasional dengan melakukan perluasan areal, pembangunan dan revitalisasi pabrik, perbaikan kultur teknis, perbaikan bibit, serta perbaikan skema bagi hasil dengan petani.

Di samping itu, SugarCo juga akan jadi pemain utama dalam penghiliran tebu sebagai sumber energi alternatif (bioetanol). PTPN (melalui Sugarco) diproyeksikan mampu memproduksi ethanol sebanyak 328.740 kiloliter atau meningkat 70% pada 2028. (K68)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Delfi Rismayeti
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper