Bisnis.com, PADANG - Kementerian Keuangan bersama Pemerintah Provinsi Sumatra Barat berkolaborasi untuk mempersiapkan produk-produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang ada di Ranah Minang untuk menuju pasar global.
Kanwil Ditjen Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Sumbar melihat banyak produk-produk UMKM di Sumbar yang bagus dan memiliki peluang untuk bisa menjangkau pasar global. Rendang yang merupakan kuliner khas Minangkabau telah membuktikan bahwa masakan daerah bisa dijual ke berbagai negara.
Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Sumbar Syukriah HG menyampaikan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi di Sumbar adalah ekspor, dan CPO merupakan komoditas yang dominan diekspor dari Sumbar.
"Kami melihat selain CPO, produk-produk UMKM juga perlu untuk didorong ke pasar dunia. Caranya, tinggal diperkuat pelatihan dan pembinaan untuk UMKM, setelah itu peran pemda agar bisa menjalin hubungan dengan berbagai pihak di luar negeri," kata dalam keterangan resmi, Minggu (25/2/2024).
Dia menyebutkan selain rendang yang telah lebih dahulu go internasional, potensi produk UMKM yang bisa diekspor itu, seperti produk kerajinan, hasil perkebunan, dan produk-produk lainnya.
Syukriah mengatakan di Kementerian Keuangan melalui DJPb telah ikut melakukan pelatihan kepada UMKM di Sumbar dengan tujuan agar pelatihan itu bisa dimanfaatkan oleh pelaku UMKM yang terlibat, bersiap untuk melahirkan produk yang layak dan terbaik untuk ekspor.
Baca Juga
"Kami berkomitmen dalam mendorong pertumbuhan perekonomian di Sumbar, khususnya pengembangan UMKM. Kami terus mendorong UMKM di Sumbar ini untuk naik kelas," ujarnya.
Dikatakannya pelatihan diberikan oleh pelaku UMKM di Sumbar selama ini, juga turut berkolaborasi dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Artinya dengan ikutnya LPEI, pelaku UMKM bisa mendapatkan informasi secara langsung tentang ekspor produk.
Kepala Departemen Jasa Konsultasi LPEI Nilla Meiditha mengatakan meski LPEI tidak langsung memberikan fasilitas pembiayaan kepada eksportir, namun sejak awal telah membentuk calon-calon eksportir.
"Jadi kami di LPEI memiliki CPNE (Coaching Program for New Exporter), dan belum lama ini UMKM di Sumbar mendapat kesempatan untuk kami latih, dimana kegiatan itu turut bersama Kanwil DJPb Sumbar," sebutnya.
Nilla berharap setelah adanya pelatihan tersebut tercipta perubahan mindset peserta dari semula berpikir ekspor itu sulit, menjadi ekspor itu mudah. Dia melihat di Sumbar ini, kalau ekspor terus didorong, maka akan terasa dampaknya bagi perekonomian daerah, terutama bagi pelaku UMKM yang melakukan ekspor itu.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat hingga penutupan tahun 2023 nilai ekspor di Sumbar mengalami penurunan.
Data BPS menjelaskan untuk nilai ekspor asal Sumbar pada Desember 2023 sebesar US$163,35 juta atau turun sebesar 29,91% dibandingkan dengan ekspor November 2023 yang sebesar US$233,05 juta.
Sedangkan untuk kondisi impor selama Desember 2023 tercatat sebesar US$30,64 juta dan mengalami penurunan sebesar 19,38% dibandingkan dengan impor November 2023 yang tercatat senilai US$38,01 juta.
Ekspor asal Sumbar Desember 2023 ini mengalami penurunan sebesar 16,01% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Begitupun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya nilai impor pada Desember 2023 naik 49,96%.
Dia menyampaikan khusus untuk ekspor asal Sumbar pada Desember 2023 terjadi pada beberapa golongan barang, dengan nilai terbesar adalah golongan lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) sebesar US$128,50 juta, diikuti golongan karet dan barang dari karet (HS 40) sebesar US$11,36 juta, dan golongan bahan-bahan nabati (HS 14) sebesar US$7,05 juta.
Bila dilihat peranan golongan barang terhadap total ekspor Januari-Desember 2023 tercatat 80,41% merupakan ekspor dari golongan lemak dan minyak hewan/nabati, 3,53% merupakan golongan karet dan barang dari karet (HS 40).
Pada Desember 2023 itu, komoditas yang paling banyak diekspor pada golongan lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) adalah Liquid fractions of palm oil, refined oil, but not chemically modified, with iodine value 55 or more, but less than 60 (US$78,35 juta), crude palm oil (US$25,93 juta), dan Refined palm oil (US$19,28 juta).
Selanjutnya pada golongan karet dan barang dari karet (HS 40) komoditas yang diekspor adalah technically specified natural rubber (TSNR) 20 dan compounded rubber, oth than natural gums with carbon black/silica, unvulcanised, in primary forms/ in plates,sheets/strip sebesar US$10,16 juta dan US$1,21 juta
Dikatakannya ekspor asal Sumbar pada Desember 2023 dikirim ke beberapa negara tujuan. Nilai ekspor terbesar pada Desember 2023 adalah ke Pakistan sebesar US$49,71 juta, dan selanjutnya ke India sebesar US$43,86 juta.
Ekspor asal Sumbar ke India memiliki peran yang terbesar terhadap total ekspor Sumatera Barat pada Januari-Desember 2023, yaitu sebesar 29,81% dengan komoditas utama yang diekspor adalah crude palm oil.
Selanjutnya ekspor ke Pakistan memberikan peran sebesar 26,73% dan ekspor ke Bangladesh memberikan peran sebesar 9,65%. Komoditas utama yang diekspor ke Pakistan pada Desember 2023 adalah liquid fractions of palm oil, refined oil, but not chemically modified, with iodine value 55 or more, but less than 60.
Sedangkan untuk ekspor produk industri pengolahan mengalami penurunan sebesar 31,99% dibandingkan bulan sebelumnya. Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap total ekspor Sumbar periode Januari-Desember 2023 sebesar 95,28%.
Ekspor senilai US$163,35 juta pada Desember 2023 sebagian besar dimuat di pelabuhan muat yang ada di Sumbar. Kondisi ini mengalami penurunan sebesar 30,15% dibanding bulan sebelumnya.