Bisnis.com, BUKITTINGGI - Monitoring Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Sumatra Barat ke Kota Bukittinggi menemukan kondisi banyaknya masyarakat yang mengantre di tempat pemungutan suara (TPS).
Koordinator Divisi Hukum dan Sengketa, Bawaslu Sumbar, Benny Aziz mengatakan secara umum pelaksanaan pemungutan suara di Bukittinggi berlangsung aman dan tertib. Bahkan terlihat antusias masyarakat ke TPS sangat ramai.
"Saya melihat pada pukul 12.30 Wib tadi saja, masih ramai antrean pemilih di TPS. Padahal waktu hampir berakhir untuk bisa menggunakan hak pilih, karena TPS akan menutup penerimaan pendaftaran hak pilih pukul 13.00 Wib," katanya, melalui keterangan resmi, Rabu (14/2/2024).
Selain melihat TPS yang berada di lapangan, Benny juga melakukan supervisi pemungutan dan penghitungan suara sekaligus pengawasan Pemilu 2024 ke sejumlah TPS di Bukittinggi, termasuk ke Ruang Tahanan (Rutan) di Polres Bukittinggi.
Dalam supervisi Rutan Polres Bukittinggi, dia melihat proses pemungutan suara berjalan dengan dan lancar, seperti di 30 pemilih di rutan, terbaik dalam 3 TPS, yaitu TPS 03, 07 dan TPS 08. Di TPS 3 terdapat 15 pemilih, TPS 07 (12 pemilih) dan TPS 8 (3 pemilih).
Dibantu oleh anggota Polres Bukittinggi, satu per satu para tahanan dipanggil oleh petugas KPPS dan diberikan surat suara.
Baca Juga
Benny menjelaskan dari 30 pemilih di rutan Polres Bukittinggi, hanya 2 orang yang mendapatkan surat suara untuk DPRD Kota Bukittinggi, 10 pemilih DPRD Provinsi Sumbar, selebihnya pemilih untuk DPD RI dan presiden.
"Jadi kami melihat prosesnya berjalan cukup baik dan lancar serta tanpa kendala. Karena petugas KPPS dari 3 TPS tersebut telah menyiapkan semua kelengkapan untuk pencoblosan. Selain surat suara, juga paku dan tinta," ujarnya.
Ada beberapa TPS yang dimonitoring oleh Benny Aziz di wilayah Kota Bukittinggi. Termasuk ke TPS 08, yang berada di lokasi SMA Negeri 2 Bukittinggi, di TPS tersebut, terdapat 290 pemilih, dan di TPS itu terlihat antrean yang panjang, padahal waktu sudah menunjukkan 12.30 Wib.
"Dari informasi yang kami dapat, ternyata keterlambatan itu disebabkan oleh lamanya pemilih di bilik suara, serta banyak amak-amak atau bapak-bapak yang kesulitan melipat kembali surat suara yang sudah dicoblos, sehingga dibantu oleh petugas untuk merapikannya kembali. Inilah yang memakan waktu agak lama," sebut Benny.
Menurutnya satu hal yang tidak terlihat di papan pengumuman, terkait 3 partai yang dibatalkan KPU sebagai peserta Pemilu di Kota Bukittinggi, yakni Partai Garuda, Partai Hanura dan PLN. Termasuk pemberitahuan adanya caleg provinsi yang meninggal yaitu Ali Mukhni, mantan Bupati Padang Pariaman yang mencalonkan diri jadi anggota DPR RI dari Partai NasDem.
"Seharusnya, pihak KPPS memberitahukan kepada pemilih di lokasi TPS, terkait ketiga partai yang dibatalkan sebagai peserta pemilu di Bukittinggi dan adanya caleg yang meninggal dunia. Karena pembatalan dan meninggalnya caleg itu setelah surat suara dicetak. Jadi, sesuai aturan, KPPS harus memberitahukan ke pemilih untuk menghindari pembatalan pilihan," katanya.
Sementara itu Ketua KPU Bukittinggi Satria di sela-sela pencoblosan di rutan Polres Bukittinggi menyampaikan, total pemilih di Kota Bukittinggi sebanyak 95.068 yang dan tersebar dalam 365 TPS.
"Di Kota Bukittinggi tidak ada TPS khusus. Karena itu, pemungutan suara di rutan, Kita datangkan petugas KPPS dari TPS terdekat," tambah Satria.