Bisnis.com, BATAM - Calon Presiden Nomor Urut 1, Anies Baswedan berkomentar terkait proyek Rempang Eco-City saat kampanye di Batam, Jumat (19/1/2023).
Seperti yang diketahui, proyek yang masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN) ini masih mendapat penolakan dari warga lokal, yang enggan direlokasi.
Anies mengungkapkan terkait program apapun itu dari pemerintah, yang bersinggungan dengan masyarakat, harus dibicarakan dulu dengan seksama, untuk menghindari situasi yang tidak perlu.
"Semuanya yang terkait program (PSN) dengan warga, harus ada pembicaraan terlebih dahulu. Dan biasanya itu butuh waktu panjang," kata Anies saat konferensi pers di Pasar Toss 3000 Jodoh, Batam, Jumat (19/1/2024).
Sebagai informasi, saat ini Badan Pengusahaan (BP) Batam masih menggesa proses relokasi pada warga 4 kampung yang berada di wilayah Sembulang, sebelah timur Pulau Rempang, yakni Blongkeng, Pasir Panjang, Sembulang Hulu dan Sembulang Tanjung. Jumlahnya sebanyak 931 KK.
Luas areal 4 kampung tersebut sebesar 2.300 hektare, yang diperlukan untuk membangun pabrik kaca milik Xinyi Group. Karena pabrik tersebut juga akan berpolusi, maka relokasi menjadi wajib hukummnya. Bahkan pengembang Pulau Rempang, PT Makmur Elok Graha (MEG) akan membangun menara di Blongkeng.
Baca Juga
Saat ini sekitar 90 KK Warga Sembulang telah direlokasi sementara ke Batam, sambil menunggu proses pembangunan rumah permanen di Tanjung Banun, yang dijanjikan BP Batam.
Menurut Anies, persoalan ini akan berjalan smooth jika dibicarakan secara baik-baik sejak awal. Tapi sayangnya Pemerintah Indonesia sering terburu-buru dan tidak sabaran dalam menjalankan programnya. Padahal kalau diskusi terlebih dahulu, pasti akan banyak dapat masukan-masukan positif, yang mampu mengakomodir kedua belah pihak.
"Selalu ada cara untuk menemukan titik temu, tapi terkadang pemerintah maunya cepat-cepat kerahkan aparatnya, jadinya jatuh masalah," tegasnya.(K65)