Bisnis.com, BATAM — Pengembangan Bandara Hang Nadim Batam terus berlanjut. Dalam waktu dekat, pembangunan terminal dua akan segera terealisasi. Targetnya terminal baru ini melayani penerbangan internasional, khususnya ke Korea Selatan.
"Kami tengah menyelesaikan desainnya. Setelah itu maka kami bisa menghancurkan gedung kargo terminal lama, karena di sana nanti lokasi terminal dua. Kalau untuk izinnya, kami sudah dapat dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Nanti gedung kargo juga akan dipindah ke lokasi yang baru," kata Direktur Utama PT Bandara Internasional Batam (BIB), Pikri Ilham Kurniansyah, di Bandara Hang Nadim, Kamis (30/11/2023).
Mengenai waktu ground breaking, pihaknya masih akan membicarakannya dengan Badan Pengusahaan (BP) Batam dan shareholder Bandara Hang Nadim.
"Pembangunan terminal dua ini melibatkan banyak pihak, termasuk Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Tapi kami tidak ingin ada nuansa politis di sini, makanya kami perlu menjaga suasananya tetap bagus untuk semua pihak," tegasnya.
Di terminal dua nanti, ada 10 lapangan parkir baru pesawat. Mayoritasnya full service airline yang melakukan penerbangan rute internasional. Sementara untuk maskapai low cost carrier (LCC) nanti akan ditempatkan di terminal satu, yang juga saat ini masih dalam tahap pengembangan dan segera rampung April 2024.
Pikri menyebut bahwa target penerbangan yang dibidik BIB untuk berlabuh di terminal dua nanti yakni rute penerbangan ke Korea Selatan. Peluangnya cukup besar karena salah satu pemegang saham BIB yakni Incheon International Airport Corporation (IIAC) juga berasal dari Korea.
Baca Juga
"Ke Korea kami matangkan terus, dan itu wajib. Lalu ada penjajakan rencana penerbangan langsung ke Jepang, Thailand, China, Hongkong, Arab Saudi dan lainnya. Tapi penerbangan ke Korea tetap jadi backbone ke internasional untuk kargo dan penumpang," ungkapnya.
Selain menggesa pembangunan infrastruktur, BIB juga berupaya meningkatkan standar personelnya dalam menghadapi keadaan darurat. Caranya yakni dengan latihan simulasi yang digelar baru-baru ini.
"Latihan simulasi merupakan kewajiban yang melibatkan seluruh personel, peralatan, perlengkapan dan komunitas untuk hadapi setiap ancaman dan gangguan yang mungkin terjadi di bandara," imbuhnya.
Simulasi tersebut diikuti sebanyak 38 instansi termasuk TNI, Polri, ASN, Bea Cukai dan lain-lain ini dibagi atas 2 kegiatan, yakni simulasi penanganan kecelakan pesawat di bandara, dan yang kedua terkait ancamana terorisme, bom, dan lainnya.
"Ini juga merupakan upaya dari bandara untuk menghadapi persoalan-persoalan krusial seperti kecelakaan, pemblokiran, pembajakan, ancaman bom dan sejenisnya," paparnya lagi.
Simulasi yang melibatkan sekitar 200 personel ini juga untuk memastikan kesiapan tenaga medis dan fasilitas kesehatan di bandara dalam mengantisipasi kejadian tidak terduga. (K65)