Bisnis.com, MEDAN – Pj Gubernur Sumatra Utara Hassanudin mengapresiasi digelarnya kegiatan Jelajah Kebun dan Pabrik Palm Oil Sumut 2023 yang dilakukan oleh harian Bisnis Indonesia pada 14-18 November 2023.
Dia berharap mendapatkan gambaran utuh terhadap keberadaan perkebunan kelapa sawit sebagai penopang perekonomian salah satu provinsi pemilik kebun sawit terluas di Indonesia.
“Perkebunan kelapa sawit ini penting bagi Sumut karena sekitar 53% perkebunan sawit di Sumut merupakan perkebunan rakyat yang umumnya masih dikelola secara tidak profesional. Untuk itu, kegiatan jelajah bertema ‘Membangun industri kelapa sawit Sumut nan lestari untuk kemakmuran negeri’ ini diharapkan tidak hanya sekadar kunjungan ke perkebunan dan industri sawit yang ada di sumatera utara, tapi juga diharapkan dapat memberikan solusi terhadap permasalahan perkebunan sawit di Sumatra Utara,” ungkap Gubernur Sumut dalam suratnya kepada Tim Jelajah Bisnis Indonesia, Selasa (14/11/2023).
Dia mengharapkan Jelajah Kebun dan Pabrik Palm Oil Sumut 2023 dapat memotret kondisi dan perkembangan perkebunan kelapa sawit di Sumut terkait dengan persoalan harga sawit yang masih berfluktuasi, hingga produktivitas sawit yang masih berada di urutan kelima di Indonesia karena sebagian besar masih kebun rakyat yang belum dikelola secara profesional.
Dengan cara itu, lanjutnya, diharapkan kemudian dapat dirumuskan solusi untuk mengatasi hal tersebut bersama dengan kalangan pemangku kepentingan di sektor perkebunan kelapa sawit di Sumut.
“Kegiatan kunjungan jurnalistik secara langsung ke perkebunan dan pabrik sawit ini sangat penting untuk melihat dari dekat kegiatan industri perekebunan di Sumut. Apalagi Sumatera Utara merupakan daerah yang memiliki perkebunan sawit terbesar kedua di Indonesia setelah Provinsi Riau," terang Hassanudin.
Baca Juga
Hassanudin mengungkapkan luas lahan sawit di Sumatera Utara mencapai 1,4 juta hektare (ha) dengan komposisi kebun milik perusahaan besar swasta (PBS) sekitar 628.586 ha, PTPN (Negara) sekitar 320.198 ha dan perkebunan milik rakyat seluas 441.399 ha.
“Selain itu, produksi sawit Sumatera Utara mencapai 6.401.330,46 ton per tahun, di mana produksi sawit selama ini menjadi penopang pendapatan asli daerah (PAD) Sumut,” ujar Penjabat Gubernur Sumut ini lagi.
Sementara itu, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut Timbas Prasad Ginting mengatakan kegiatan jelajah jurnalistik yang dilakukan Bisnis Indonesia bernilai positif bagi medium komunikasi dan informasi perkebunan kelapa sawit di Sumut dengan harapan bisa mendapatkan informasi yang faktual tentang dinamika perkebunan kelapa sawit di Sumut.
“Banyak masalah dan tantangan yang dihadapi dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit di Sumut, bahkan di Indonesia secara keseluruhan. Persoalan ini yang perlu dipotret sehingga bisa dapat gambaran menyeluruh untuk dicarikan solusinya secara bersama-sama,” ujar Timbas.
Timbas menyambut gembira bahwa "Jelajah Kebun dan Pabrik Palm Oil 2023" akan memotret kegiatan industri kelapa sawit dari hulu hingga hilir, sehingga akan mendapatkan gambaran tentang peran penting sektor perkebunan kelapa sawit di Indonesia.
Kepala Perwakilan Harian Bisnis Indonesia untuk Sumut dan Aceh Irsad Sati mengatakan kegiatan jelajah jurnalistik ini wujud dari kesungguhan Bisnis Indonesia sebagai media massa untuk memainkan peran sebagai medium komunikasi dan informasi untuk kegiatan bisnis dan investasi di Indonesia, termasuk untuk sektor perkebunan kelapa sawit di Sumut.
“Tim Bisnis Indonesia akan mengunjungi sejumlah kebun dan pabrik, termasuk menyerap informasi dari petani kelapa sawit untuk mendapatkan informasi yang faktual di lapangan. Harapan kami, informasi yang kami dapatkan bisa menjadi masukan bagi para pengambil keputusan bersama pemangku kepentingan untuk membuat jalan penyelesaian untuk kemajuan sektor perkebunan kelapa sawit dari hulu hingga hilir,” ujar Irsad.
Terkait dengan pelaksanaan jelajah jurnalistik ini, Irsad menyampaikan terima kasihnya kepada sejumlah pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan tersebut, seperti kepada Gapki Sumut, Bank Mestika, Bank BNI Regional I Medan, dan PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA). (K68)