Bisnis.com, PALEMBANG -- Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DMPTSP) Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) mencatat total penyerapan tenaga kerja sepanjang tahun 2023 mencapai 27.958 orang.
Kepala DPMPTSP Sumsel Eko Agusrianto mengatakan keseluruhan total tenaga kerja tersebut merupakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang dilaporkan dari para pelaku usaha melalui sistem Online Single Submission (OSS).
Adapun untuk penyerapan dari masing-masing bagian yakni tenaga kerja untuk Penanaman Modal Asing (PMA) sebanyak 1.834 orang dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebanyak 7.306 orang.
"Ini semuanya laporan dari para pelaku usaha, dan ini tenaga kerja yang baru. Jadi setiap para pelaku usaha per periode kalau dia ada project atau apa yang sifatnya permanen, kalau tenaga kerja kontrak dari pelaku usaha yang dibawah yang penyedia jasanya itu laporannya sendiri (terpisah)," kata Eko, Selasa (7/11/2023).
Sementara, jika dibedah secara triwulanan total penyerapan tenaga kerja Sumsel pada triwulan III tahun 2023 telah mencapai 9.140 orang TKI. Angka tersebut mengalami penurunan jika dibanding triwulan sebelumnya yang mencapai 11.661 orang.
"Jika secara quartal to quartal (QTQ) terjadi penurunan sebesar 21,62. Minus itu bukan pengurangan, tapi kalau dilihat ada penambahan di triwulan II itu 11.661 tenaga kerja dan triwulan III ada sebanyak 9.140," jelasnya.
Baca Juga
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, jumlah angkatan kerja di wilayah tersebut per Agustus 2023 telah mengalami peningkatan mencapai 4,59 juta orang atau naik 90,21 ribu orang dibanding periode yang sama tahun 2022. Kenaikan itu juga disusul dengan peningkatan jumlah tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) yang mengalami peningkatan 1,41%.
Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto mengungkapkan dari Agustus 2022 hingga Agustus 2023, jumlah penduduk yang bekerja di Sumsel meningkat sebanyak 109,96 ribu orang.
"Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan terbesar adalah sektor pengangkutan dan pergudangan sebesar 63,28 ribu orang. Sementara sektor yang mengalami penurunan terbesar yaitu sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 39,30 ribu orang," ujar Wahyu dalam keterangannya.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel Supriono menilai salah satu tantangan tambahan dalam mengakselerasi investasi adalah ketersediaan tenaga kerja yang mumpuni.
Menurut Supriono, adanya investor yang tidak dibarengi dengan tenaga kerja sangat berpengaruh terhadap iklim investasi. "Jadi keduanya (investor dan tenaga kerja) seperti dua mata uang yang tidak bisa dipisahkan," katanya. (K64)