Bisnis.com, PADANG - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah investor pasar modal di Provinsi Sumatra Barat menunjukkan pertumbuhan yang signifikan terhitung Januari-September 2023.
Kepala Perwakilan BEI Provinsi Sumbar Early Saputra mengatakan pertumbuhan investor pada pasar modal ini berkat dukungan berbagai pihak dalam rangka pemasyarakatan pasar modal, sehingga membuat masyarakat Sumbar memiliki kepercayaan dan minat untuk berinvestasi di pasar modal.
Buktinya untuk rentang waktu Januari-September 2023, BEI Sumbar bersama AB dan GI telah menyelenggarakan 246 kegiatan edukasi yakni sekolah pasar modal (SPM), aktivasi investor, dan kegiatan lainnya. Dari kegiatan itu, total peserta yang terlibat mencapai 4463 SPM, dan 13.496 peserta Non SPM.
"Bahkan kami mencatat nilai aset saham dan non saham juga meningkat terus terhitung sejak tahun 2020. Kami berharap tren positifnya terus berlangsung ke depannya," kata Early kepada Bisnis di Padang, Kamis (2/11/2023).
Pada tahun 2020 itu, jumlah investornya 52.746 SID, tahun 2021 bertambah jadi 106.528 SID, lalu tahun 2022 semakin bertambah menjadi 164.308 SID. Sedangkan untuk posisi hingga September 2023 ini sudah mencapai 164.308.
"Tahun 2023 ini kita melihat ada tren terus tumbuh untuk jumlah investor pasar modalnya.Dia menjelaskan dari data yang dicatat BEI, jumlah investor yang ber KTP Sumbar jumlahnya mencapai 164.308 investor dengan total Single Investor Identification (SID) mencapai 71.618 investor.
Baca Juga
Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan jumlah investor 13% (yoy) atau 19.235 dan SID 14% (yoy) atau 8.589 investor.
Early mengatakan dari total jumlah investor pasar modal itu, diperkirakan 88% merupakan usia dibawah 40 tahun, artinya investor di Sumbar tergolong usia muda dan terdapat pada generasi milenial.
"Jadi kalau kita dari segi profesinya, yang dominan itu dari pegawai swasta serta ada dari kalangan mahasiswa juga," ujarnya.
Selain itu, dengan adanya penambahan jumlah investor pasar modal, BEI juga mencatat nilai transaksinya juga cukup besar yakni dari Januari 2023 hingga posisi akhir bulan September 2023 telah mencapai Rp8,7 triliun lebih.
Menurutnya bila melihat dari bulan ke bula di tahun 2023 ini, tiga bulan terakhir yakni Juli, Agustus, dan September nilai transaksi pasar modal rata Rp1,2 triliun. Berbeda dari bulan Januari-Juni 2023, nilai transaksinya tertinggi Rp1 triliun dan terendah Rp675,7 miliar.
"Terendah itu nilai transaksi pasar modal di Sumbar terjadi pada bulan April 2023. Tapi pada Mei 2023 naik jadi Rp1 triliun," jelasnya.
Sementara untuk kondisi pada Oktober 2023, Early menyampaikan juga cukup sering melakukan berbagai kegiatan sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat soal pasar modal.
"Oktober 2023 kemarin ini, padat sekali kegiatan yang kita lakukan. Serta pada bulan November ini kegiatan edukasi itu tetap kita lakukan. Kita berharap dengan adanya kegiatan literasi keuangan tersebut, akan semakin banyak masyarakat yang mau memulai investasi di pasar modal," tutup Early.