Bisnis.com, BATAM - Kalangan ibu-ibu Warga Sembulang di Pulau Rempang mewarnai kunjungan Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia ke Tanjung Banun dengan spanduk penolakan relokasi.
Mereka berteriak-teriak menyatakan tidak bersedia direlokasi karena investasi.
"Kami menolak langsung (direlokasi) pak. Tanah kami tanah ulayat. Lihat aspirasi kami. Bapak selaku Menteri, tolonglah kami, kabulkan doa kami, " ujar salah seorang ibu-ibu, Hasniah saat berunjuk rasa di depan Bahlil di depan Masjid Al-Ikhlas, Tanjung Banun, Jumat (6/10/2023).
Bahlil yang berdiri di tengah kerumunan massa langsung meminta warga mengumpulkan poster berisikan aspirasi warga tersebut.
"Oke-oke. Mana aspirasinya, sini kumpulkan, " katanya.
Suasana unjuk rasa tidak kondusif. Bahlil bahkan tidak bisa berbicara di tengah kerumunan warga, sehingga memaksanya untuk pergi ke lokasi sosialisasi berikutnya di Pasir Panjang.
Di dalam masjid, Bahlil berdialog dengan warga. Dia menyatakan 70 persen Warga Pasir Panjang sudah menyatakan diri bersedia direlokasi.
Baca Juga
Selain itu, dia berjanji akan mengganti uang untuk ganti lahan 1 hektar sebesar Rp 30 juta. "Sedangkan untuk kebun yang sudah banyak tanamannya, maka nanti akan kita bahas lagi, " ungkapnya.
Pembahasan lainnya juga dibahas mengenai janji ganti rugi rumah, status lahan warga yang diganti, pendidikan anak-anak Warga Rempang dan lain-lain.
Sebagai informasi, Tanjung Banun merupakan lokasi relokasi permanen bagi warga dari 5 kampung di Sembulang, yang berada di bagian timur Pulau Rempang, yakni Pasir Panjang, Sembulang Tanjung, Sembulang Hulu, Pasir Merah dan Blongkeng.
Luas lahan yang direlokasi sebesar 2.300 hektar, yang akan dipergunakan untuk investasi pabrik kaca milik Xinyi Group senilai Rp175 triliun. (K65)