Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menperin : Ada Tantangan Bonus Demografi di Indonesia

Tantangan bonus demografi, antara lain dari 72,72 penduduk usia produktif, hanya 13 yang mengenyam pendidikan tinggi.
Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita saat menyampaikan kuliah umum di Universitas Andalas Padang, Sumatra Barat, Senin (4/9/2023)./Bisnis-Muhammad Noli Hendra.
Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita saat menyampaikan kuliah umum di Universitas Andalas Padang, Sumatra Barat, Senin (4/9/2023)./Bisnis-Muhammad Noli Hendra.

Bisnis.com, PADANG - Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan terdapat sejumlah tantangan untuk memanfaatkan bonus demografi di Indonesia.

"Indonesia merupakan negara dengan populasi terbesar di ASEAN atau lebih dari 40 persen penduduk ASEAN. Sebenarnya hal tersebut sebuah peluang untuk kekuatan tenaga kerja di masa mendatang. Tapi ada sejumlah kendala yang dihadapi saat ini," katanya kunjungan kerja ke Unand Padang, Senin (4/9/2023).

Menurutnya, di satu sisi, bonus demografi merupakan salah satu kekuatan penting, karena memiliki jumlah usia muda yang besar sebagai kekuatan kerja yaitu 67,5 persen dari total penduduk. Artinya dengan adanya penduduk usia produktif bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi dan pengembangan inovasi untuk mendorong peningkatan daya saing kedepannya.

Namun di satu sisi, Agus mengakui ada tantangan dalam hal memanfaatkan bonus demografi di Indonesia ini. Seperti dari 72,72 penduduk usia produktif, hanya 13 yang mengenyam pendidikan tinggi.

Lainnya didominasi lulusan SMP dan lulusan SMA/MA/SMK.Selain itu dari sisi lapangan pekerjaan, Kemenperin mencatat tiap tahun ada 1,65 juta lulusan perguruan tinggi. Tiap tahun ada 1,8 juta lulusan tingkat SMA/SMK/MA yang tidak melanjutkan studi. Artinya ada 3,45 juta pencari kerja baru tiap tahun.

"Sakernas Agustus 2022 menunjukkan ada data 8,42 juta pengangguran, dengan tingkat pengangguran terbuka sebesar 5,86 persen, menurun 0,63 point dibandingkan Agustus 2021 yakni 6,49 persen," ujarnya.

Untuk itu, Agus menegaskan pembangunan SDM melalui pendidikan vokasi sangat penting untuk memastikan daya saing nasional yang kompetitif. Dimana ada tahun 2030, Indonesia akan mencapai puncak bonus demografi.

Pada momen 100 tahun kemerdekaan yakni tahun 2045 jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan mencapai 318,7 juta orang dengan tren laju pertumbuhan penduduk 1,25 persen per tahun.Untuk itu, Menperin mengajak perguruan tinggi untuk bisa melahirkan sumber daya manusia (SDM) unggul, sehingga bonus demografi bisa dimanfaatkan sebaik mungkin.

"Penentu bagaimana bonus demografi itu bisa dimanfaatkan, ya dari sekarang kita persiapkan SDM itu. Caranya, ada peran perguruan tinggi, seperti halnya di Universitas Andalas Padang ini," sebutnya.

"Mahasiswa yang ada sekarang merupakan generasi emas. Unand saya harapkan bisa turut mengembangkan SDM dan turut membantu pemerintah agar bonus demografi ini dimanfaatkan sebaik mungkin," sambungnya.

Dia menyatakan Unand memiliki potensi untuk menghasilkan SDM yang tangguh. Karena upaya untuk bisa memanfaatkan bonus demografi ini, tidak bisa dilakukan oleh Kemenperin sendiri, tapi butuh dikerjakan secara bersama-sama.

Dia menekankan industri manufaktur memiliki peran yang besar dalam pertumbuhan ekonomi. Sehingga upaya untuk melakukan pengembangan industri manufaktur perlu didukung  secara bersama-sama.

Menurutnya Indonesia akan berhasil menjadi negara industri besar apabila menerapkan tiga hal pokok, pertama order (pesanan) dari negara berkembang. Kedua produksi yang mapan. Ketiga teknologi yang canggih dan memadai.“Ada rasa optimistis yang tinggi dari para pelaku dunia industri apabila kita menerapkan tiga hal tadi,” ujarnya.

Rektor Unand Prof Yuliandri mengatakan sampai saat ini telah banyak hasil penelitian dari para dosen Unand dalam mendukung pengembangan industri di Sumbar.

"Salah satunya yang baru-baru ini adalah tinta Pemilu 2024. Unand bersama PT Kudo telah dinyatakan sebagai pemenang tender untuk tinta pengadaan logistik tinta Pemilu," tambahnya.

Menurutnya Unand tentu berkomitmen dalam hal menjadi perguruan tinggi yang dapat memberikan manfaat bagi daerah maupun pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper