Bisnis.com, PADANG - Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatra Barat mengungkapkan terjadi penurunan hasil tangkapan nelayan yang ada di perairan wilayah Sumbar.
Kepala Bidang Peningkatan Daya Saing Kelautan dan Perikanan (PDSKP) DKP Sumbar Yulia Madhona mengatakan dari hasil peninjauan ke lapangan ke sejumlah nelayan yang ada di Sumbar, DKP mendapatkan keluhan dari nelayan soal turunnya hasil tangkapan. Dari data yang dicatat DKP Sumbar hingga posisi Juni, hasil tangkapan nelayan di Sumbar pada tahun 2022 itu sebanyak 203.872 ton, sementara di tahun 2023 ini hanya 89 ton.
"Nelayan yang di laut ya yang menggunakan long tail, bukan di sungai. Kondisi yang terjadi dari hasil yang kita temukan ada sejumlah persoalan penyebab turunnya hasil tangkapan nelayan itu," katanya, Rabu (9/8/2023).
Dona menjelaskan fenomena yang tengah dialami oleh nelayan saat ini sulitnya untuk menangkap ikan di wilayah perairan yang tidak terlalu jauh dari bibir pantai. Padahal dari segi alat, nelayan terbatas jika dipaksakan agak lebih ke tengah untuk menangkap ikan.
"Nelayan bilang harus lebih ke tengah untuk menangkap ikan. Artinya ada masalah di kawasan pesisir pantai. Setelah kita selidiki, ternyata ada persoalan terumbu karang," ujarnya.
Peran terumbu karang terhadap ekosistem laut sangatlah penting, karena banyak habitat biota laut. Namun yang terjadi kini ternyata ada sejumlah perairan yang kondisi terumbu karang perlu untuk menjadi perhatian serius.
Baca Juga
"Saya belum mendata secara detail terkait titik-titik mana saja terjadi rusaknya terumbu karang. Tapi untuk kawasan konservasi di pulau-pulau dipastikan sangat terjaga, namun untuk yang diluar itu, tidak bisa dijamin kondisinya," ungkapnya.
Pengrusakan terumbu karang itu terjadi mulai dari soal bom ikan hingga persoalan lainnya. Bahkan bicara penurunan hasil tangkap itu, turut dipengaruhi oleh fenomena pemanasan global. Dikatakannya terkait rusaknya terumbu karang itu, tentu menjadi perhatian yang serius DKP dan upaya tersebut tidak bisa selesai oleh DKP sendiri.
"Harus kita tindaklanjuti soal rusaknya terumbu karang itu. Kita menghimbau jangan ada lagi yang menangkap ikan dengan cara bom, putas, pukat harimau dan lainnya sebagainya itu yang dinilai merusak ekosistem," tegasnya.