Bisnis.com, PADANG - Di Provinsi Sumatra Barat masih menyisakan satu daerah dengan status sebagai daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) yakni Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Jarak Kota Padang menuju Mentawai ini diperkirakan lebih dari 170 km. Artinya akses transportasi untuk menghubungkan Mentawai dengan daratan di Sumbar, merupakan hal yang paling penting ada, mulai dari jalur udara hingga jalur laut.
Namun di antara dua jenis transportasi itu, tidak dapat dipungkiri memiliki kelebihan dan kekurangan. Misalnya untuk jalur udara, saat ini meski untuk menuju Mentawai sudah bisa menggunakan jalur udara melalui pesawat jenis Cessna Grand Caravan, namun hal tersebut hanya sebatas membawa penumpang yang jumlahnya 10-14 orang.
Adanya penerbangan ke Mentawai itu, jelas akan memberikan kemudahan bagi orang yang menginginkan transportasi cepat untuk sampai ke Mentawai.
Bicara Mentawai, memang lebih populer dengan pariwisatanya, selain memiliki pantai yang indah, di Mentawai juga memiliki ombak yang diminati para peselancar (surfing) dunia. Karena ombak Mentawai merupakan salah satu ombak terbaik di dunia selain Hawai.
Namun dengan kedatangan para wisatawan asing itu, tidak serta merta memberikan dampak yang besar bagi perekonomian daerah, terutama bagi masyarakat sekitar Mentawai.
Baca Juga
Menanggapi kondisi ini, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai mendorong kepada masyarakat atau petani dan nelayan untuk menjual hasil bumi ke daerah daratan yakni melalui Kota Padang menuju berbagai belahan daerah lainnya di Pulau Sumatra.
Pj Bupati Mentawai Fernando J Simanjuntak menyampaikan selain sektor pariwisata yang memiliki peran dalam perekonomian di Mentawai, hasil perkebunan dan perikanan juga menjadi sektor yang berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Mentawai.
"Di Mentawai bicara soal hasil bumi, pisang merupakan tanaman yang paling banyak di Mentawai, selain jengkol. Bahkan produksinya mencapai 120 ton per bulannya. Apalagi hasil tangkapan nelayan juga banyak, rata-rata per bulan bisa puluhan ribu ton ikan," katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/7/2023).
Hasil bumi di Mentawai ini, selain turut dimanfaatkan bagi masyarakat, tetapi sebagian besar lebih banyak dijual ke berbagai daerah di Pulau Sumatra yakni selain di sejumlah daerah di Sumbar, pisang dari Mentawai juga telah dipasarkan hingga ke Riau dan Sumatra Utara.
"Bagaimana hasil panen ini sampai ke daratan yakni di Kota Padang, diangkut menggunakan kapal yang dimiliki ASDP (PT ASDP Indonesia Ferry)," ujar Pj Bupati
Menurutnya peran ASDP dalam perekonomian Mentawai sangat dirasakan, terlebih hanya kapal-kapal dari ASDP yang paling banyak digunakan masyarakat di Mentawai untuk mengangkut hasil bumi menuju Kota Padang.
"Kapal ASDP itu serba bisa, selain bisa mengangkut penumpang atau orang, tapi juga ada tempat untuk bisa mengangkut barang, bahkan truk sekalipun yang membawa sejumlah hasil bumi Mentawai," sebutnya.
Apalagi rute kapal ASDP yakni KM Gambolo dan KM Ambu Ambu tidak hanya dari Padang ke satu pulau di Mentawai saja, tapi juga ada layanan rute ke Tuapejat, Sikakap, dan Sikabaluan.
Dengan rute itu, sangat membantu masyarakat di berbagai pulau di Mentawai yang hendak membawa hasil bumi menuju Kota Padang.
"Jadi tidak hanya masyarakat di Tua Pejat saja yang punya kesempatan untuk menggunakan kapal ASDP membawa hasil bumi nya, tapi masyarakat di pulau lainnya juga bisa. Nah, ini lah hal yang menurut saya sangat memudahkah untuk masyarakat mendapatkan layanan transportasi dari ASDP khususnya," ungkap dia.
Selain itu, Fernando berharap agar ASDP bisa menambah jumlah kapal dari dua unit yang ada saat ini, menjadi tiga atau empat unit lagi. Hal ini dikarenakan, semakin banyaknya jumlah kapal dari ASDP yang melayani rute Padang - Mentawai atau sebaliknya itu, maka lalu lintas akan semakin cepat dan semakin memudahkan masyarakat.
Keberadaan peran ASDP yang dianggap sebagai nadi penyambung perekonomian di Mentawai ini, diharapkan tidak hanya sampai disitu saja.
Maju dan seterusnya meningkatnya pelayanan kapal dari ASDP menjadi poin penting bagi masyarakat, agar senyum di wajah masyarakat bersama ASDP terus terpancar di atas kapal dalam mengarungi laut Samudra.
Dihubungi terpisah, General Manager PT ASDP Cabang Padang Rudy B. Hanafiah menyebutkan bahwa dari data yang dimiliki PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Padang, sebagian besar jenis angkutan kapal merupakan angkutan barang.
"Kapal ASDP ini unik, biasanya kapal itu bila hanya bawa penumpang, yang isinya penumpang orang saja. Tapi untuk ASDP Cabang Padang ini tidak begitu, mengangkut penumpang sekaligus mengangkut barang," katanya kepada Bisnis di Padang, Sabtu (15/7/2023).
Dia menjelaskan adanya layanan angkutan yang demikian, karena kapal KM Gambolo dan KM Ambu Ambu didesain adanya space atau tempat untuk bisa membawa barang, bahkan membawa truk sekalipun.
KM Gambolo memiliki kapasitas angkutan mencapai 280 ton dan KM Ambu Ambu kapasitas angkutannya bahkan lebih besar yakni 340 ton. Dengan adanya layanan itu, Pelabuhan Bungus Padang terbilang cukup sibuk, baik yang hendak pergi ke Mentawai, maupun yang baru datang dari Mentawai.
"Biasanya keberangkatan kapal dari Padang itu sore, jadi sore itu di Pelabuhan Bungus sudah sibuk, ada truk yang keluar masuk membawa sejumlah sembako untuk disuplai ke Mentawai, serta hasil bumi dari Mentawai yang diangkut ke Padang," jelasnya.
"Bila cuaca buruk, dan kita tutup sementara waktu keberangkatan kapalnya, harga sembako di Mentawai mendadak naik. Artinya kapal ASDP ini berperan dalam perekonomian di Mentawai," sambungnya.
Rudy menyampaikan bicara transportasi laut, peran ASDP bisa dikatakan bukanlah pihak satu-satunya yang menyediakan transportasi laut.
Misalnya kapal cepat, penumpang ada yang menggunakan Mentawai Fast, dan pilihan lainnya juga ada kapal perintis. Posisi ASDP dalam hal ini, menjadi pilihan masyarakat bila ingin membawa barang dalam jumlah besar, termasuk truk, maka menggunakan angkutan kapal dari ASDP.
"Kapal yang ada sekarang saja, saya rasa kurang, banyak yang harus dilayani. Jadi memang butuh tambahan kapal, sehingga layanan kapal antar pulau ini bisa cepat, dan bisa beroperasi setiap harinya," kata dia.
Apalagi melihat pada pertumbuhan ekonomi saat ini, dimana ekonomi di Mentawai mulai menggeliat pasca pandemi Covid-19, sehingga ASDP perlu untuk memberikan layanan yang terbaik.
"Jadi untuk penambahan kapal ini sudah kami usulkan, karena dari Pemkab dan DPRD Mentawai belum lama ini juga telah menyampaikan ke kita, agar ada penambahan kapal. Semoga keinginan ini segera terwujud dalam dekat," harap Rudy.
Sementara itu salah seorang penumpang KM Ambu Ambu, Adi menyampaikan, bicara soal kapal, memang sudah seharusnya jumlah kapal ASDP di Pelabuhan Bungus ini untuk ditambah.
Dia beralasan, dengan adanya tambahan kapal, maka akan dapat mempercepat waktu perjalanan. Selain itu masyarakat pun bisa menggunakan kapal ASDP setiap harinya dari Padang.
"Saya bawa pisang, kalau bisa berangkat setiap hari akan lebih bagus. Jadi pisang hasil panen ini bisa cepat terjual. Karena memang, pisang Mentawai banyak diminati," ungkap Adi.