Bisnis.com, PADANG PARIAMAN - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat bersama Polda Sumbar berkolaborasi dengan investor yakni PT Mekar Agrifin Teknologi (Paten Mekar Tani) dan PT Mekar Investama Teknologi (MEKAR) untuk melakukan penanaman jagung di seluruh daerah di Ranah Minang sebagai upaya mendorong peningkatan komoditas jagung demi tercapai ketahanan pangan nasional.
Gubernur Sumbar Mahyeldi menaruh harapan yang besar adanya kolaborasi bersama investor untuk menggenjot produktivitas jagung di Ranah Minang.
Karena memang, produksi jagung yang ada di Sumbar belum bisa memenuhi kebutuhan jagung yang di daerah, sehingga banyak jagung luar daerah dan termasuk jagung impor masuk ke Sumbar.
“Produksi jagung Sumbar tahun 2024 sebesar 742.492 ton, sementara kebutuhan Sumbar itu mencapai 2,48 juta ton per tahun. Jadi sekitar lebih dari 60% kebutuhan jagung untuk Sumbar ini dipasok dari luar, dan 40% di isi dari produksi di dalam daerah. Makanya sangat dibutuhkan peningkatan produk jagung,” katanya di acara Launching Penanaman Jagung untuk Ketahanan Pangan Nasional di Sumbar, Kamis (24/7/2025).
Mahyeldi menjelaskan melihat dari data neraca pangan, untuk ketersediaan jagung di Sumbar sebesar 866.556 ton per tahun, dan kebutuhan 784.527 per ton, dan neraca capai 81.984 ton. “Jadi angka 60 % tadi adalah berpedoman kebutuhan dan kondisi terkini,” jelasnya.
Gubernur menyatakan ketersediaan lahan yang bisa untuk ditanami jagung di Sumbar ini terbilang cukup luas, bahkan tersebar di 19 kabupaten dan kota. Lahan yang bisa dimanfaatkan itu, mulai dari lahan tidur, dan lahan sawit yang melakukan replanting atau peremajaan.
Baca Juga
Dikatakannya dengan adanya keterlibatan investor itu turut memberi peluang percepatan meningkatkan produktivitas jagung di Sumbar. Terlebih skema kolaborasi mulai dari bibit hingga masa panen, dan cara itu akan dapat memenuhi kebutuhan jagung di dalam daerah.
“Kenapa kebutuhan jagung di Sumbar tinggi, karena ada banyak usaha, seperti untuk pakan ternak ayam hingga ikan. Sekarang ada kolaborasi, termasuk dari Polda Sumbar yang menjadi mitra ikut terlibat melakukan penanaman jagung di Sumbar,” jelasnya.
Namun di satu sisi, Mahyeldi mengaku ada lahan sawah tadah hujan di Sumbar, dimana indeks penanaman hanya satu kali per tahun. Artinya cukup panjang masa sawah tadah hujan dibiarkan tidur, dan kondisi bisa digarap mengisi waktu disaat kekeringan terjadi, bisa ditanami jagung.
“Regulasi soal ini kami lagi coba koordinasikan dulu. Tapi untuk lahan sawah yang benar-benar produktif, tidak diperbolehkan alih fungsi lahan jadi jagung, harus fokus ke tanaman padi,” tegasnya.
Kapolda Sumatra Barat Irjen Pol. Gatot Tri Suryanta mengatakan sesuai dengan arahan dari Presiden RI Prabowo Subianto target untuk menanam jagung di atas lahan 200 ribu hektare, dan di Sumbar ditargetkan 1.000 hektar yang disebar ke berbagai daerah di Sumbar.
Kini dengan adanya kolaborasi dengan Paten Mekar Tani, target tersebut bisa dicapai secara bertahap, karena Babinsa telah melakukan pemetaan untuk lahan-lahan yang bisa dimanfaatkan untuk penanaman jagung bersama Paten Mekar Tani itu.
“Jadi kalau standarnya per hektar bisa produksi 7.000 ton, dan kami turut melakukan penanaman jagung pada 1.000 hektare, maka produksi jagung di Sumbar bisa mencapai 7 juta ton,” ungkapnya.
Menurut Kapolda, apabila hal tersebut tercapai, maka persoalan kebutuhan jagung di Sumbar sudah bisa diatasi, dan bahkan Sumbar juga bisa menjadi daerah pemasok jagung ke daerah lainnya di Indonesia.
“Kami berharap dengan adanya kolaborasi ini, bisa membuat Sumbar turut berperan dalam ketahanan pangan nasional,” harapnya.
Gatot menegaskan bahwa jajaran Polda Sumbar juga siap mendukung keberlangsungan program tersebut, baik dari sisi keamanan maupun pengawalan di lapangan, karena ketahanan pangan adalah bagian dari ketahanan bangsa.
Oleh karena itu, melalui kolaborasi itu, kata Kapolda, Sumbar diharapkan dapat memperkuat peran strategis sebagai lumbung pangan jagung nasional, sekaligus mempercepat pemerataan pembangunan ekonomi berbasis pertanian di tingkat daerah.
Di kesempatan itu, Direktur Utama Paten Mekar Tani Ari Irpendi Putra mengatakan program tersebut merupakan wujud nyata sinergi lintas sektor dalam menjawab tantangan ketahanan pangan.
Dia menekankan bahwa ketahanan pangan bukan semata menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan memerlukan kolaborasi semua pihak, mulai dari sektor pariwisata, aparat penegak hukum, hingga petani lokal sebagai aktor utama di lapangan.
“Sinergi ini merupakan komitmen kami juga untuk ikut terlibat dalam mendorong swasembada pangan nasional,” sebutnya.
Kemudian CEO Mekar Pandu Aditya Kristy menegaskan kolaborasi tersebut menjadi bukti nyata peran fintech lending dalam mendukung sektor pertanian. “Pendanaan terbaik adalah yang berdampak,” tegasnya.
Menurutnya dengan adanya kolaborasi MEKAR dengan Paten Mekar Tani adalah kontribusi konkret fintech untuk mendorong pertanian produktif dan memperkuat ketahanan pangan nasional.