Bisnis.com, AGAM - PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Sumatra Barat saat ini tengah mengupayakan konversi diesel ke listrik untuk kilang tebu yang ada di Lawang, Kabupaten Agam, Sumatra Barat.
General Manager PLN UID Sumbar Eric Rossi Priyo Nugroho mengatakan melalui program Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN UID Sumbar yang sudah dimulai sejak tahun 2022 telah ada sebanyak 19 unit elektro motor yang disalurkan ke para pelaku industri tebu yang ada di Lawang.
"Konversi ini selain bisa menciptakan udara yang bersih, di satu sisi dapat memberikan manfaat dan keuntungan bagi pelaku industri," katanya di Lawang, Agam, Senin (26/6/2023).
Dia menyebutkan keuntungan yang dimaksud tidak hanya dapat menekan biaya operasional, tetapi juga dapat meningkatkan produktivitas dari industri tebu yakni membuat gula merah.
"Informasi dari pemda Agam jumlah industri tebu di Lawang mencapai 200 dan saat ini elektro motor yang telah kita salurkan berjumlah 19 unit. Kedepan kita harapkan, kilang tebu lainnya bisa ikut tergerak melakukan transmisi diesel ke listrik ini," harapnya.
Menurutnya bila seluruh kilang tabu di Lawang menggunakan elektro motor maka akan turut memberikan udara yang sehat bagi masyarakat dan bagi petani serta pekerja di kilang itu sendiri.
"Hasilnya telah teruji, pelaku industri tebu telah menikmati efisiensi dengan menggunakan elektro motor ini untuk operasional kilang tebu," ujarnya.
Dia menjelaskan pada penyaluran bantuan tahun 2022, jumlah kilang tebu yang menggunakan motor elektro ada sebanyak 3 unit, dan tahun ini pada tahap 1 sebanyak 16 unit.
Dari 19 unit yang saat ini beralih ke listrik, total daya tersambung 13.200 VA sebanyak 17 pelanggan, 10.600 VA sebanyak 2 pelanggan dengan total 245.600 VA atau 245,6 KVA.
"Prediksi rata-rata tabu yg di kilang per bulan 10 tondan prediksi rata-rata produksi gula merah yang dihasilkan per bulan satu ton," sebutnya.
Dengan demikian, rata-rata biaya yang dikeluarkan sebelum beralih ke listrik 19 kilang tebu itu Rp5.428.566 per bulan dengan harga solar Rp10.000 per liter. Kini setelah beralih diprediksi Rp1.737.132 per bulan, dan telah menghemat Rp3.691.434 atau sekitar 68 persen.
Dikatakanya nilai bantuan yang disalurkan PLN, Rp121 juta tahap 1 dan Rp485 juta tahap 2. Rata-rata investasi yang dibutuhkan untuk beralih ke elektro motor adalah Rp31 juta. Biaya tambah daya menjadi 10.600 dan 16.500 VA dapat dilakukan secara angsuran dengan program PLN Cinta.
Sementara itu, Gubernur Sumbar Mahyeldi mengatakan dengan telah adanya elektro motor kini tenaga kerja yang terlibat dalam produksi per kilang terdapat 4 orang, dan jika ditotalkan dengan jumlah kilang 800 orang untuk Nagari Lawang.
Persentase lahan ada sekitar 70 persen lahan kebun tebu dari total 100 persen luas lahan di lawang, 15 persen lahan palawija, dan 15 persen lagi lahan kosong.
"Jumlah kelompok tani di Lawang 10 buah, 3 kelompok tani fokus di petani tebu," ujarnya.
Ketua Kelompok Tani Sari Mani Tabu Dasril juga mengatakan keberadaan elektro motor itu sangat membantu operasional kilang tebu. "Dulu bila ingin ngobrol sambil kerja susah, berisik. Nah sekarang sudah tidak lagi, kilang jadi agak tenang. Asap pun tidak ada," jelasnya.