Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemprov Sumsel: 12.000 Ton Beras Impor untuk CBP

Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Pemprov Sumsel) membenarkan adanya beras impor sebanyak 12.000 ton yang masuk dari Thailand. 
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, PALEMBANG – Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Pemprov Sumsel) membenarkan adanya impor beras sebanyak 12.000 ton yang masuk dari Thailand. 

Banyaknya beras yang masuk itu diantaranya 4.800 ton pada tahap pertama, 2.750 ton tahap kedua, dan 4.500 ton yang rencananya akan datang pada tahap ketiga. 

Kepala Biro Perekonomian Setda Sumsel Hengky Putrawan menjelaskan adanya beras impor itu tidak disebabkan oleh kurangnya produksi beras di wilayah Sumsel. 

Akan tetapi, hal itu berkaitan dengan program bantuan beras dari pemerintah pusat yang ditugaskan melalui Perum Bulog. 

“Jadi beras impor bukan karena kurang produksi, tetapi Bulog mendapatkan tugas dari kepala Badan Pangan Nasional Republik Indonesia untuk penyaluran CBP dalam rangka pemberian bantuan pangan ke masyarakat,” jelas Hengky. 

Menurutnya, cadangan beras pemerintah (CBP) itu juga diperuntukan sebagai antisipasi prediksi dampak el nino yang terjadi pada tahun ini.

Selain itu, kata dia, alasan lain penerimaan beras impor melalui Bulog Kantor Wilayah Sumsel Babel adalah letak pelabuhan yang ada di Sumsel, sehingga nantinya beras bisa disalurkan ke daerah tetangga.

Hengky menambahkan, berdasarkan data Dinas Pertanian Sumsel, kondisi produksi beras di wilayah Sumsel hingga bulan Juli 2023 diprediksi masih surplus yaitu mencapai 541.596 ton.  

"Bulog juga menerangkan cadangan beras ini juga untuk menjaga, karena dikhawatirkan terjadinya gagal panen atau semacamnya, jika terjadi el nino nanti,”  tambahnya. 

Sebelumnya, Gubernur Sumsel Herman Deru mengaku telah mengetahui adanya beras impor yang masuk melalui Pelabuhan Boom Baru Palembang. 

Dia menyampaikan bahwa beras impor itu hanya untuk menjaga buffer stock Bulog, bukan sebagai kebutuhan utama. 

"Kita hargai mereka jaga-jaga, tapi bukan semata-mata ini kebutuhan. Menjaga kalau terjadi el nino, takut gagal panen atau apa," kata dia.

Pasalnya kata Deru, produksi beras di Sumsel mengalami surplus hampir 3 juta ton, sementara kebutuhan hanya berkisar 500 ribuan ton. 

“Tidak bisa menolak, karena itu kebijakan negara,” tutupnya. (K64)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper