Bisnis.com, BATAM - Pemadaman listrik yang berlarut-larut di sejumlah kawasan industri di Batam membuat Badan Pengusahaan (BP) Batam angkat suara.
Wakil Kepala BP Batam Purwiyanto mengatakan pihaknya meminta PLN Batam segera mengambil langkah-langkah strategis untuk meminimalisir dampaknya kepada dunia usaha di Batam.
"Untuk itu, dalam waktu dekat kami akan mengundang beberapa kawasan industri yang menerapkan Captive Power untuk berdiskusi dan meningkatkan sinergi, sembari PT PLN Batam memulihkan kembali daya listriknya," jelas Purwiyanto, Jumat (19/5/2023) di Gedung BP Batam.
Sebagai tindak lanjut, BP Batam juga akan melaporkan keluhan tersebut ke Dewan Pengawas BP Batam.
Purwiyanto juga mengatakan BP Batam berkomitmen untuk mendukung penuh dan mendorong percepatan perbaikan pasokan listrik di kawasan industri yang terdampak, dan meminimalisir kemungkinan terjadinya hal serupa di masa depan.
Sementara itu, Direktur Utama PLN Batam, Muhammad Irwansyah Putra mengatakan pemadaman listrik yang berlangsung selama 7 hari (15-21 Mei 2023) ini terjadi karena kenaikan suhu udara di Kepulauan Riau (Kepri), terutama Batam. Akibatnya terjadi lonjakan pemakaian listrik melebihi kapasitas pembangkit listrik PLN Batam.
Pemadaman listrik juga dilakukan karena satu unit PLTU Tanjung Kasam melakukan perbaikan, sedangkan PLTGU Panaran yang masih dalam tahap pengetesan setelah dilakukan pemeliharaan.
"Karena kekurangan daya kami menghimbau dan meminta bantuan kepada pelanggan industri dan bisnis dengan Captive Power untuk mengoperasikan genset sendiri. Dan untuk mengatasi permasalahan ini, saat ini PLN sedang membangun pembangkit sewa sebesar 75 MW yang akan masuk secara bertahap 25 MW pada awal bulan Juli 2023 dan 50 MW pada bulan September 2023, serta merelokasikan pembangkit dari Sumatera dengan kapasitas 50 - 75 MW," paparnya. (K65)