Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi di Sumut Masih Terealisasi 18,80 Persen, Terhambat Birokrasi?

Akademisi menilai perlu adanya kemudahan dan insentif penanaman modal yang diberikan pemerintah daerah agar menjadi pendorong minat investasi.
Online Single Submission dapat diakses di laman http://oss.ekon.go.id/web/./Ist
Online Single Submission dapat diakses di laman http://oss.ekon.go.id/web/./Ist

Bisnis.com, MEDAN - Investasi di Sumatra Utara terealisasi 18,80 persen per triwulan I/2023 dari target tahunan sebesar Rp50 triliun.

Capaian tersebut dinilai belum optimal, sehingga perlu dilakukan terobosan agar terjadi akselerasi investasi yang notabene berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi.

Pengamat Ekonomi Univesitas Sumatera Utara (USU) Wahyu Ario Pratomo mengatakan persaingan memikat investor kini semakin ketat. "Sumut tidak lagi menjadi provinsi yang tertinggi di luar Pulau Jawa. Apalagi saat ini investor asing sangat besar melakukan investasi di kawasan timur Indonesia seperti Sulawesi, Maluku dan Papua karena kekayaan alam yang dimiliki," ujarnya, Kamis (11/5/2023).

Oleh karenanya, Wahyu menilai perlu adanya kemudahan dan insentif penanaman modal yang diberikan pemerintah daerah agar menjadi pendorong minat investasi. Meski tidak boleh dilupakan juga fakta bahwa tetap terjadi pertumbuhan investasi di Sumut meski kenaikannya tidak eksponensial.

"Banyak daerah sudah memiliki mall pelayanan publik untuk memberikan pelayanan maksimal bagi investor untuk mau berinvestasi. Mengingat persaingan yang begitu besar," jelasnya soal komitmen memberi kemudahan bagi penanam modal.

Dia menegaskan pemerintah provinsi (Pemprov) dan pemerintah kabupaten/kota di Sumut juga harus berbenah, dan hal itu harus didukung oleh seluruh pemangku kepentingan agar investasi meningkat.

"Indonesia sangat luas, dan ada 38 provinsi saat ini yang terus berbenah untuk mendatangkan investor. Jika tidak, maka pertumbuhan ekonomi Sumut akan stagnan yang sulit untuk menekan tingkat kemiskinan dan pengangguran di masa yang akan datang," pungkasnya.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Sumut Faisal Arif Nasution mengklaim regulasi investasi sudah dimudahkan dengan adanya Online Single Submission (OSS). 

"Jelas kalau aspek legal, formal, ada OSS. Saya rasa sudah clear. Engga usah ragu. Karena itu semua sudah lengkap ada di situ. Kalaupun ada yang tidak begitu lengkap, bisa datang ke front office, secepat itu juga diselesaikan," tutur Faisal.

Di sisi lain, Faisal menyebut ada hal-hal yang memang masih perlu mendapat perhatian seperti kesiapan sumber daya manusia. Selain itu, pemerintah kabupaten/kota juga harus menciptakan iklim investasi PMA ataupun PMDN yang bagus.

"Sudah ada diingatkan juga kan, reformasi birokrasi kan penguatannya di SDM. Tinggal kabupaten/kota lah yang menyiapkan SDM-SDM itu," ujarnya.

Jika melihat jumlah investasi di 2023, dari keterangannya, Faisal menyebut berdasarkan hasil laporan triwulan I tahun 2023, total investasi yang telah masuk ke Sumut baik PMA maupum PMDN, sudah mencapai 18,80% dari total target yang ditetapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) sebesar Rp50 triliun. 

Persentase tersebut mencakup seluruh sektor, akan tetapi sektor yang mendominasi adalah unsur kimia dan farmasi. Sedangkan daerah yang mendominasi laporan tersebut antara lain Kabupaten Simalungun, Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ade Nurhaliza
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper