Bisnis.com, PALEMBANG – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian wilayah Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) pada triwulan I 2023 mengalami pertumbuhan sebesar 5,11 persen secara tahunan (year on year).
Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto mengungkapkan pertumbuhan ekonomi dilihat dari nilai besaran produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp151,14 triliun, dan atas dasar harga konstan tahun 2010 mencapai angka Rp86,63 triliun.
“Sementara jika dilihat secara kuartalan atau dibanding triwulan IV 2022, pertumbuhan ekonomi wilayah Sumsel mengalami kontraksi sebesar -0,11 persen,” kata Wahyu, Jumat (5/5/2023).
Berkaca pada kondisi beberapa tahun lalu, kontraksi ekonomi sepanjang triwulan pertama itu juga terjadi pada tahun 2021 dan 2020. Dimana pada tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Sumsel secara q-to-q terkontraksi sebesar -0,01 persen dan di tahun 2020 kontraksi sebesar -0,82 persen.
Wahyu menjelaskan, untuk sektor yang menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Sumsel terbesar berdasarkan pada lapangan usaha ditempati oleh pertambangan dengan kontribusi (share) 1,27 persen.
“Pertumbuhan ekonomi kita positif pada 15 lapangan usaha, namun ada dua yang mengalami kontraksi yaitu untuk jasa perusahaan dan pengadaan air,” tambahnya.
Tiga sektor lapangan usaha yang mendominasi pertumbuhan ekonomi Sumsel diantaranya pertambangan dan penggalian dengan distribusi sebesar 25,8 persen, kemudian industri pengolahan sebesar 18,01 persen, dan sektor pertanian kehutanan dan perikanan dengan distribusi sebesar 13,65 persen.
Sementara berdasarkan pada pengeluaran, sumber pertumbuhan ekonomi Sumsel terbesar secara year on year di sumbangkan oleh ekspor luar negeri sebesar 8,73 persen.
Kemudian diikuti oleh konsumsi rumah tangga sebesar 3,49 persen dan di posisi ketiga di isi oleh pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 0,16 persen. (K64)