Bisnis.com, PADANG - Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi mengingatkan pemerintah kabupaten dan kota serta masyarakat agar menyiapkan diri menghadapi cuaca panas selama enam bulan ke depan.
“Kami sudah bertemu dengan BMKG. Beberapa hal yang perlu disikapi yakni cuaca panas dan musim kemarau. Kemungkinan kondisi tersebut akan berlansung pada bulan Mei hingga enam bulan ke depan,” kata Mahyeldi dalam siaran pers, Jumat (28/04/2023).
Mahyeldi mengungkapkan berdasarkan prediksi BMKG selama enam bulan ke depan, akan ada kawasan-kawasan di Sumbar yang curah hujannya sangat rendah dan suhu atau cuacanya cenderung lebih panas.
Untuk mengantisipasi kondisi ini, Mahyeldi mengaku telah memberikan arahan kepada Kepala Dinas Kehutanan Sumbar untuk segera mengaktifkan tim pengendalilan kebakaran lahan dan hutan (karhutla) dan senantiasa melakukan koordinasi dengan BMKG.
"Dengan demikian kita dapat mengetahui spot yang perlu diantisipasi, agar potensi karhutla dapat diminimalisir," ujarnya.
Selain itu, Mahyeldi juga sudah memberikan arahan kepada Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumbar untuk mendorong masyarakat segera memulai masa tanam padi.
“Saat berkunjung ke Sijunjung masyarakat, di sana sudah mulai Bakaua Adat pascapanen. Karena itu, melalui Dinas Pertanian kita dorong masyarakat untuk menyegerakan masa penanaman. Agar pada Juli nanti masyarakat sudah panen,” sebutnya.
Untuk itu, dia berharap dengan menyegerakan masa penanaman padi dan saat berlangsungnya kemarau nanti tidak akan banyak mempengaruhi ketersediaan pangan masyarakat sehingga tingkat inflasi menjadi tetap terkendali.
“Ini upaya jaminan untuk ketersediaan pangan sekaligus mengantisipasi resiko gagal panen masyarakat akibat cuaca panas dan kekeringan. Selain itu, kita juga minta Dinas terkait untuk melakukan kordinasi intensif dengan Bulog untuk pastikan ketersediaan cadangan pangan cukup,” terangnya.
Sebelumnya, BMKG merilis hampir sebagian besar negara-negara di Asia Selatan masih terdampak gelombang panas atau heatwave.
Di Indonesia, suhu maksimum harian tercatat mencapai 37,2 derajat celcius di stasiun pengamatan BMKG di Ciputat pada pekan lalu, meskipun secara umum suhu tertinggi yang tercatat di beberapa lokasi celcius - 36 derajat celsius hingga saat ini.
Suhu panas bulan April di wilayah Asia secara klimatologis dipengaruhi oleh gerak semu matahari, namun lonjakan panas di wilayah sub-kontinen Asia Selatan, kawasan Indochina dan Asia Timur pada tahun 2023 ini termasuk yang paling signifikan lonjakannya.
Para pakar iklim menyimpulkan tren pemanasan global dan perubahan iklim yang terus terjadi hingga saat ini berkontribusi menjadikan gelombang panas semakin berpeluang terjadi lebih sering.
Fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan, jika ditinjau secara lebih mendalam, secara karakteristik fenomena maupun secara indikator statistik pengamatan suhu, tidak termasuk kategori gelombang panas, karena tidak memenuhi kondisi-kondisi tersebut.
Secara karakteristik fenomena, suhu panas di wilayah Indonesia fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari, suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun. Sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.
Sedangkan secara indikator statistik suhu kejadian, lonjakan suhu maksimum yang mencapai 37,2 derajat celsius melalui pengamatan stasiun BMKG di Ciputat pada pekan lalu, hanya terjadi satu hari tepatnya pada 17 April 2023.
Suhu tinggi tersebut sudah turun dan kini suhu maksimum teramati berada dalam kisaran 34 hingga 36 derajat celsius di beberapa lokasi.
Variasi suhu maksimum 34 derajat celsius hingga 36 derajat celsius untuk wilayah Indonesia masih dalam kisaran normal klimatologi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Secara klimatologis, dalam hal ini untuk Jakarta, bulan April-Mei-Juni adalah bulan-bulan di mana suhu maksimum mencapai puncaknya, selain Oktober-November.