Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ratusan Gram Emas Telah Dikantongi Masyarakat Berkat Sampah

Kolaborasi Bank Sampah Panca Daya dengan PT Pegadaian memberikan dampak yang besar bagi masyarakat di Kota Padang, Sumatra.
Direktur Bank Sampah Panca Daya Mina Dewi Sukmawati (kanan) melayani nasabah yang datang menukar sampah menjadi emas di Kantor Bank Sampah, Kota Padang, Sumatra Barat, Jumat (24/2/2023)./Bisnis-Muhammad Noli Hendra
Direktur Bank Sampah Panca Daya Mina Dewi Sukmawati (kanan) melayani nasabah yang datang menukar sampah menjadi emas di Kantor Bank Sampah, Kota Padang, Sumatra Barat, Jumat (24/2/2023)./Bisnis-Muhammad Noli Hendra

Bisnis.com, PADANG — Kolaborasi Bank Sampah Panca Daya dengan PT Pegadaian (Persero) melalui program The Gade Clan and Gold atau menjual sampah untuk menjadi tabungan emas turut memberikan dampak yang besar bagi masyarakat di Kota Padang, Sumatra Barat.

Salah seorang nasabah, Afreyeni, mengatakan, saat ini dirinya telah memiliki tabungan emas sebanyak satu gram lebih. Emas yang dikumpulkannya itu hanya dari sampah yang ada di rumah, baik itu sampah di dapur maupun barang bekas.

"Di Bank Sampah Panca Daya itu semua jenis sampah diterima, hanya pampers dan kaca pecah saja yang tidak diterima untuk ditukar dengan emas, lain dari itu diterima, termasuk itu sepatu karet bekas," katanya, Jumat (24/2/2023).

Afreyeni menceritakan dulu dirinya tidak begitu memperdulikan sampah-sampah yang ada di rumahnya, ada yang dibakar dan ada juga yang dibuang ke kontainer sampah. Selain mengganggu kenyamanan mata, baginya sampah itu juga mengeluarkan aroma busuk.

"Jadi ada yang saya bakar, dan ada memang sengaja di buang ke kontainer milik pemerintah itu. Ya bagi saya, sampah itu kotor, harus dibersihkan di lingkungan rumah," ujarnya.

Namun semenjak dirinya mendapat edukasi dari Bank Sampah Panca Daya bersama PT Pegadaian, dia mengaku ada rasa penyesalan atas cara yang selama ini dilakukan terhadap sampah.

"Bu Dewi bilang, sampah-sampah itu bisa jadi emas. Caranya dipilah, mana sampah organik dan mana yang anorganik. Nanti dijual ke bank sampah dan dikasih buku tabungan emas. Saya mulai menghayal, sampah yang saya bakar dan buang itu, ternyata sama saja saya telah membuang emas," jelasnya sembari tersenyum.

Semenjak itu, Afreyeni lebih memperhatikan sampah-sampah yang ada di rumahnya, termasuk mengumpulkan barang bekas yang tidak terpakai, mulai dari sepatu bekas, yang berbahan besi, botol kaca, dan benda-benda lainnya.

Untuk sampah plastik, dia memastikan dalam kondisi bersih dan tidak ada kotoran, dan barulah disimpan dengan baik. Setelah dinilai cukup banyak, Afreyeni mengantarkan ke bank sampah yang ada di belakang Kantor Camat Kuranji, Padang itu.

"Kadang ada saya bawa pakai sepeda motor, dan terkadang ada motor becak milik bank sampah yang jemput ke rumah. Alhamdulilah dari pekan ke pekan, tabungan emas saya terus bertambah," sebutnya.

Dengan adanya tabungan emas itu, Afreyeni berpikir untuk dijadikan tabungan emas masa depan untuk pendidikan anak-anaknya. Ternyata sekian lama menjadi nasabah, ada kondisi dimana dia harus menarik tabungan untuk keperluan pendidikan anak-anaknya, terutama di saat tahun ajaran baru.

"Saya sempat menarik tabungan, tapi dalam bentuk uang. Tidak banyak, tapi sangat membantu saya saat lagi tidak punya uang yang cukup untuk membeli keperluan sekolah anak. Nah sekarang, saya ingin menarik tabungan saya dalam bentuk emas Antam," kata dia.

Sampah Jadi Emas

Afreyeni menyampaikan tujuan dirinya menarik tabungan menjadi emas Antam pada hari Jumat (24/2) ini, karena ada suara-suara sumbing yang diterimanya dari orang di sekitarnya, yang menilai tukar sampah jadi emas hanyalah omong kosong.

Untuk membantah anggapan itu, dia pun mendatangi Bank Sampah Panca Daya, dan mengajukan keinginan agar pihak Pegadian bersedia untuk memproses tabungannya itu mendapatkan emas Antam, sesuai nilai tabungan yang dia miliki.

"Ternyata keinginan saya dengan cepat diproses, dan emas Antam itu ada di tangan saya. Setelah ini, akan saya lihatkan, dan ceritakan, kalau tukar sampah jadi emas itu adalah benar, bukan omong kosong," tegasnya.

Diakuinya program dari PT Pegadaian itu sangat membantu masyarakat, terutama bagi masyarakat kalangan ekonomi menengah ke bawah, yang secara ekonomi terkadang stabil dan terkadang tidak. Karena dengan adanya tabungan emas, sewaktu-waktu bisa digunakan untuk mengisi kebutuhan hidup.

"Jadi daripada pinjam uang atau utang ke sana dan ke sini. Lebih baik ambil agak sedikit tabungan emasnya dalam bentuk uang. Selain soal itu, perasaan yang saya rasakan, memang emas itu bukan dalam bentuk perhiasan, tapi saya merasa senang, karena sebenarnya saya punya emas, meskipun tidak bisa saya pakai," ungkapnya dengan nada tertawa.

Dia berharap jangkauan dari Bank Sampah Panca Daya ini bisa diperluas, sehingga manfaat yang dirasakannya saat ini, juga bisa dirasakan oleh masyarakat lainnya yang membutuhkan program dari PT Pegadaian tersebut.

Sementara itu, Direktur Bank Sampah Panca Daya Mina Dewi Sukmawati mengatakan kolaborasi bank sampah dengan PT Pegadaian telah terbangun sejak 2017 lalu.

Artinya saat ini ada sekitar enam tahun berjalan, dan keberadaan tukar sampah jadi emas tersebut mendapat respons yang luar biasa dari masyarakat.

"Nasabah kita masih di wilayah Kota Padang, belum ada di luar Padang. Bahkan di Padang pun belum semua kecamatan kita rangkul. Tapi respons masyarakat sangat antusias adanya program tersebut," kata dia.

Meski belum menjangkau lebih luas di Padang, bicara soal emas yang berhasil dikantongi masyarakat cukup besar.

Dewi menjelaskan hingga posisi Desember 2022, total emas yang telah dikantongi nasabah di Padang ada sebanyak 240 gram atau senilai Rp240 juta dengan total nasabah 1.400 orang

"Dari Januari sampai hari ini, sudah ada puluhan nasabah baru lagi di Bank Sampah Panca Daya ini," ujarnya.

Dikatakannya dalam mengkonversi sampah jadi emas ini, dirinya tidak hanya sekedar menampung sampah atau barang bekas saja, dan lalu dijual kembali ke pihak penampung. Tapi dari Bank Sampah Panca Daya juga turut mengelola sampah itu menjadi kerajinan atau produk yang bernilai.

"Saya dulunya memang memiliki keahlian soal kerajinan ini, jadi bila ada barang bekas yang masih bagus dan bisa diolah, maka saya ambil untuk diolah. Dalam melakukan kerajinan ini, saya juga melibatkan banyak ibu-ibu," jelasnya.

Kerajinan yang dihasilkan beragam, ada dalam bentuk tas, gelas, dan bahkan lilin. "Nah untuk lilin ini, belum lama ini kita lombakan, alhamdulillah dapat juara 2 tingkat nasional," sebutnya.

Untuk itu, Dewi menegaskan bicara sampah itu, bukan membayangkan bahwa sampah itu kotor, jijik, dan layaknya memang dibuang atau dibakar. Tapi ada sisi lain dari sampah itu, yang bisa menghasilkan cuan.

Seperti halnya ada sampah bisa ditukar jadi emas, dan dari sampah pula bisa diolah menjadi kerajinan. Manfaatnya tidak hanya sampai di bank sampah saja, tapi juga di tempat tinggal atau lingkungan dari masyarakat yang ikut menabung emas di bank sampah.

"Dulu mungkin sampah itu bisa membuat lingkungan kotor. Nah sekarang, dengan adanya kesadaran dari masyarakat, hal yang dirasakan itu rumah bisa bersih dan tertata. Kondisi itu sudah diakui banyak nasabah kita, semenjak adanya kerja sama Bank Panca Daya dengan PT Pegadaian," tutup Dewi. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper