Bisnis.com, PALEMBANG -- Pemerintah Kota Palembang mencatat capaian pendapatan asli daerah atau PAD senilai Rp1,16 triliun pada tahun 2022 atau 108,29 persen dari target yang dipatok.
Wali Kota Palembang Harnojoyo mengatakan dirinya berharap kinerja PAD yang melebih target itu bisa kembali tercapai pada tahun 2023.
"Saya berharap semoga target PAD Kota Palembang dapat terus tercapai lagi, sehingga pembangunan Kota Palembang dapat terlaksana tanpa kendala berarti," katanya saat apel perdana tahun 2023, Senin (2/1/2023).
Harnojoyo melanjutkan berbagai kegiatan dan program telah dilaksanakan Pemkot Palembang, terutama dalam pembangunan infrastruktur di kota itu.
"Semoga ke depan pembangunan infrastrktur lainnya dapat terlaksana dengan baik tanpa kendala berarti, seperti pembangunan fly over Simpang Sekip," ujarnya.
Sementara itu, dia menambahkan, berdasarkan hasil dari BPS Kota Palembang bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Palembang pada tahun 2021 mencapai 3,17 persen, setelah selama 2 tahun dihadapkan dengan covid-19 hingga pertumbuhan ekonomi Kota Palembang mengalami kontraksi hinggal -0,25 persen.
"Alhamdulillah saat ini kita perlahan mulai bangkit. Hal ini dilihat dari persentase pertumbuhan ekonomi yang kembali menuju ke arah positif," katanya.
Selanjutnya, persentase tingkat kemiskinan di Kota Palembang pun menuju ke arah baik yakni menurun dari 11,34 persen pada tahun 2021 menjadi 10,48 persen pada tahun 2022.
Menurut dia, pembangunan yang dilakukan baik fisik dan nonfisik bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Sebagai indikator keberhasilan tersebut adalah diukur dengan IPM atau Indeks Pembangunan Manusia," katanya.
Dia memaparkan bahwa indeks pembangunan manusia (IPM) Kota Palembang juga mengalami kenaikan dari 78,82 pada tahun 2021 menjadi 79,47 pada tahun 2022.
IPM diukur dari beberapa komponen, yakni Angka Harapan Hidup, Rata-Rata Lama Sekolah, Harapan Lama Sekolah dan Pengeluaran per Kapita.
Sementara angka persentase stunting Kota Palembang juga terus mengalami penurunan dimana pada tahun 2019 mencapai 7,5 persen dan terus menurun ke angka 1,7 persen padai tahun 2020, selanjutnya 1,1 persen pada tahun 2021 dan mencapai 0,4 persen pada tahun 2022.
Untuk tingkat pengangguran terbuka, kata Harnojoyo, juga menuju ke arah positif, yakni pada tahun 2021 10,11 persen dan menurun jadi 8,20 persen pada tahun 2022, sedangkan untuk partisipasi angkatan kerja meningkat dari tahun 2021 di 63,93 persen menjadi 64,48 persen pada tahun 2022.