Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penataan Muaro Padang Dilakukan Bertahap

Kondisi kawasan Batang Arau terbilang cukup memprihatinkan karena banyaknya sampah serta sedimen lumpur yang mengendap di dasar sungai.
Berbagai jenis sampah terlihat berserakan di kawasan pinggiran Muaro Padang, Sumatra Barat, Senin (21/2/2022). Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumbar mencatat volume sampai di daerah itu mencapai 1 juta ton sepanjang tahun 2021/Bisnis-Muhammad Noli Hendra
Berbagai jenis sampah terlihat berserakan di kawasan pinggiran Muaro Padang, Sumatra Barat, Senin (21/2/2022). Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumbar mencatat volume sampai di daerah itu mencapai 1 juta ton sepanjang tahun 2021/Bisnis-Muhammad Noli Hendra

Bisnis.com, PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat secara bertahap melakukan penataan di kawasan Sungai Batang Arau, Muaro Padang. Kawasan itu tengah dipersiapkan untuk pembangunan Maritim Center.

Gubernur Sumbar Mahyeldi mengatakan kondisi kawasan Batang Arau terbilang cukup memprihatinkan, karena banyaknya sampah serta sedimen lumpur yang mengendap di dasar sungai.

"Kawasan Batang Arau ini bagian dari wisata Kota Tua Padang. Jadi penataan penting untuk dilakukan. Selain sampah, ada bangkai kapal yang perlu diangkat dari sungai," katanya, Jumat (14/10/2022).

Apalagi di Muaro Padang tengah direncanakan bakal dibangun Maritim Center. Sehingga nantinya kapal-kapal berukuran besar bisa bersandar di Muaro Padang. Namun sebelum Maritim Center dibangun, perlu dipastikan sungai sudah bersih dari sampah, dan sedimen di dasar sungai harus dikeruk agar tidak terjadi pendangkalan.

Selain akan dilakukannya penataan, Mahyeldi berharap adanya kesadaran dari seluruh lapisan masyarakat untuk berperan nyata dalam memulihkan daerah aliran sungai Batang Arau tersebut.

"Ketika kami bekerja untuk membersihkan sampah, kepada masyarakat jangan ada lagi buang sampah ke sungai. Saya mohon kerjasamanya, alangkah lebih baiknya turut menjaga lingkungan sungai itu," harap gubernur.

Untuk itu, Mahyeldi menegaskan bahwa Batang Arau memang harus dibersihkan. Perlu kerja keras dan kolaborasi semua pihak.

"Pemerintah dengan segala keterbatasannya, tak akan sanggup melawan lajunya timbunan sampah, akibat pertumbuhan manusia dengan segala aktivitasnya, baik dari volumenya maupun jenisnya," sebut dia.

Gubernur menyampaikan salah satu solusi adalah pengurangan sampah dari sumbernya. Pengolahan sampah organik melalui budidaya maggot dan pemusnahan sampah non organik.

Mahyeldi juga mengapresiasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) sebagai organisasi yang fokus dan aktif pada isu lingkungan hidup dan mendorong pengelolaan sampah di Kota Padang.

"Saya mengapresiasi WALHI Sumbar memilih DAS Batang Arau sebagai objek perhatiannya, dan bahkan WALHI Sumbar juga telah menginisiasi terbentuknya Koalisi Masyarakat Peduli Batang Arau. Kita memang harus bersama-sama mencari solusi. Kita juga harus belajar pada daerah dan negara yang sudah berhasil, seperti Singapura misalnya," kata dia.

Sementara itu, Direktur Eksekutif WALHI Sumbar Wengki Purwanto, menyebutkan, untuk melakukan pembersihan Batang Arau perlu adanya upaya mengintegrasikan peran pemerintah dan masyarakat.

"Membersihkan Batang Arau memang tak bisa dikerjakan sendiri, harus dikeroyok, baik itu pemerintah maupun masyarakat," ucap Wengki.

WALHI memaparkan Sungai Batang Arau itu memiliki luas sungai mencapai 172 km², hulu sungai berada pada puncak bukit Punggung Lading Kecamatan Lubuk Kilangan dan Gunung Gadut Kecamatan Pauh Kota Padang, dan pada daerah hilir terdapat di Muaro Padang.

Sebagai sungai terbesar di Kota Padang, Batang Arau yang mempunyai panjang sungai kurang lebih 29,72 km merupakan kawasan wisata dengan daya tarik yang rendah, karena kualitas airnya yang tercemar akibat belum optimalnya pengelolaan limbah rumah tangga maupun sampah dari kegiatan sepanjang Batang Arau.

"Limbahnya beragam, mulai dari limbah kegiatan industri, rumah sakit, bengkel, dan limbah pasar," papar Wengki.

Terisah, Camat Padang Selatan, Jasman, juga mengatakan bahwa Pemko Padang ingin Batang Arau ditata lebih baik, sehingga bisa menjadi salah satu ikon wisata di Padang.

"Kita tengah mendata pemilik bangkai kapal yang ada di Batang Arau. Kita mendapatkan sembilan pemilik bangkai kapal, dan bangkai kapal itu akan kita angkat," sebutnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper