Bisnis.com, PADANG — Balai Karantina Pertanian Kelas I Padang mencatat ekspor manggis di Provinsi Sumatra Barat mengalami penurunan drastis bila dibandingkan tahun 2021-2022.
Kepala Balai Karantina Pertanian Padang, Iswan Haryanto, mengatakan, jumlah manggis yang telah di ekspor dari Januari-Agustus 2022 baru sebanyak 1,3 juta ton lebih atau senilai Rp62,7 miliar lebih, dengan negara tujuan China.
Menurutnya jumlah tersebut jauh merosot bila dibandingkan pada tahun 2021 yang mencapai 4,5 juta ton lebih atau senilai Rp132,1 miliar lebih, dengan negara tujuan China, Prancis, dan Amerika.
"Menurunnya jumlah ekspor manggis ini karena sebagian besar packing house (PH) di Sumbar tidak bisa mengirimkan manggis nya ke luar negeri, akibat belum selesainya kelengkapan dokumen di negara tujuan," kata Iswan, Minggu (2/10/2022).
Dia menjelaskan pada 2022 ini sejumlah negara tujuan ekspor manggis di Sumbar memperketat persyaratan atau dokumen untuk menerima produk hasil pertanian yang masuk negara mereka.
"Saya tidak mengetahui detail apa persyaratannya, yang jelas negara tujuan memperbarui kebijakan mereka," tegasnya.
Baca Juga
Iswan menyebutkan padahal melihat pada tahun-tahun sebelumnya pengiriman manggis ke luar negeri hampir tidak ada kendala yang berarti. Asalkan telah ada pemeriksaan dari Balai Karantina Pertanian Padang, lalu dinyatakan terbebas dari kutu atau hama, maka sudah mendapat sertifikat untuk menjadi produk ekspor.
Hal itu yang membuat PH di Sumbar belum bisa mengekspor manggis. Di Sumbar sebelumnya ada 5 PH, yakni PT Andalas Fiddini Agrotama, PT Buah Angkasa, PT Eshfar Buah Segar, PT Surya Elok Sejahtera, dan PT Sinar Harapan Bersatu.
"Dari 5 PH itu, hanya PT Eshfar Buah Segar yang masih jalan, sementara 4 PH lainnya masih berupaya untuk memenuhi persyaratan negara tujuan," ujarnya.
Iswan menyatakan 5 PH itu tersebar di sejumlah kabupaten dan kota di Sumbar seperti ada di Padang, Padang Pariaman, Limapuluh Kota, dan daerah lainnya.
Ekspor manggis di Sumbar ini dimulai pada tahun 2018 lalu, ketika itu Menteri Pertanian masih dipimpin oleh Amran Sulaiman, turut hadir ke Kabupaten Limapuluh Kota untuk melepas keberangkatan ekspor manggis perdana.