Bisnis.com, PEKANBARU-- Pemerintah Kabupaten Siak mendorong peningkatan produksi hulu migas lewat sejumlah strategi, terutama optimalisasi peran BUMD PT Bumi Siak Pusako (BSP) yang mengelola lapangan blok CPP.
Bupati Siak Alfedri mengatakan setelah operator lapangan CPP diserahkan sepenuhnya kepada BSP, diharapkan produksi migas daerah ikut meningkat.
"Kami tentu berharap produksi migas daerah Riau ikut meningkat setelah operator blok CPP kini dioperasikan penuh BSP. Kami mendorong BSP mengoptimalkan potensi migas di beberapa wilayah yang bisa digarap seperti sumur eksplorasi di Kotagaro, lalu tentu saja di wilayah Zamrud," ujarnya, Kamis (15/9/2022).
Menurutnya di Zamrud, ada potensi sumur eksplorasi sebanyak 120 sumur yang kini terus diupayakan agar mendapatkan izin pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian LHK untuk digarap.
Dari perkiraan awal BUMD itu, diharapkan angka produksi migas bisa naik sebesar 5.000 Bopd, dan tentu saja akan membantu pencapaian target pemerintah sebesar 1 juta Bopd pada 2030 mendatang.
Selain memberikan kontribusi peningkatan produksi migas nasional, tentunya akan berdampak terhadap penambahan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Siak, berupa dana bagi hasil migas.
Pemda Siak mencatat angka DBH migas yang diterima daerah itu pada 2020 lalu mencapai Rp540 miliar, sedangkan pada tahun ini diperkirakan DBH migas yang diterima mengalami penurunan ke angka Rp380 miliar.
"Karena itu kami terus mendorong agar produksi migas di Siak terus bertambah, dengan harapan tentunya multiplier effect dari peningkatan itu akan mendorong terus bergeraknya aktivitas perekonomian masyarakat."
Sementara itu Badan Operasi Bersama Bumi Siak Pusako - Pertamina Hulu (BOB BSP), yang kini telah menjadi operator tunggal di blok CPP dengan nama Bumi Siak Pusako (BSP), memaparkan saat ini pihaknya mengoperasikan lapangan migas blok CPP yang terdiri dari 3 wilayah operasi yaitu West Area, Zamrud Area, dan Pedada Area.
General Manager BOB BSP Ridwan menyatakan dari data perusahaan, produksi rerata perseroan kini mencapai di angka 8.800 bopd, dan hasil minyaknya dikirimkan ke lifting point di Kota Dumai.
Sejak beroperasi sebagai perusahaan bersama, untuk BSP telah memberikan revenue kepada negara dengan nilai sekitar Rp30 triliun.
"Kami dari BSP akan terus berinovasi kedepannya dalam pengelolaan Blok CPP setelah dipercaya mengelola lapangan secara mandiri, seperti melaksanakan seismik 2D dan 3D hingga EOR dalam komitmen kerja pasti kami dalam 5 tahun," ujarnya.
Sementara itu saat ini mayoritas pekerja di perusahaan itu sudah berasal dari warga lokal Riau. Perseroan telah mengutamakan pekerja dari warga setempat sehingga kini sekitar 90 persen sudah merupakan orang Riau.
"Saat ini 90 persen pekerja BSP adalah orang lokal Riau, yang mengoperasikan lapangan minyak hingga menjalankan seluruh program kerja perusahaan."