Bisnis.com, PEKANBARU -- Bahan bakar bersubsidi jenis biosolar mengalami kelangkaan di Kota Pekanbaru, Riau. Dari pantauan Bisnis, beberapa SPBU terlihat adanya antrean panjang kendaraan roda empat dan angkutan truk serta bus yang ingin membeli biosolar.
Section Head Communication and Relation Pertamina Patra Niaga Sumatra Bagian Utara Agustiawan menjelaskan memang saat ini ada penataan ulang penyaluran BBM subsidi jenis biosolar di wilayah Riau, karena konsumsi rerata harian dalam 2 bulan terakhir sudah melebihi batas rerata dari penetapan pemerintah.
"Mulai Agustus 2022 ini kami menata ulang penyaluran biosolar ke SPBU dan kami salurkan saat ini 2.400 kiloliter (KL) perhari. Angka ini juga sudah di atas rerata penyaluran harian yang ditetapkan pemerintah sebesar 2.200 KL perhari," ujarnya, Selasa (2/8/2022).
Menurutnya kebijakan ini diambil karena dari data perseroan pada Juni 2022 dan Juli 2022 lalu, rerata harian penyaluran biosolar di wilayah Riau mengalami peningkatan drastis, untuk Juni mencapai 2.800 KL sedangkan Juli sebesar 2.700 KL.
Karena itu apabila tidak ada penataan ulang dalam hal penyaluran BBM bersubsidi tersebut ke SPBU, kuota biosolar untuk Riau diprediksi akan habis pada November 2022 mendatang.
Sehingga diperlukan upaya menata kembali penyaluran dengan cara menetapkan pengiriman biosolar sebesar 2.400 KL setiap hari untuk wilayah Riau.
"Dengan penataan ini kami berharap penyaluran BBM bersubsidi menjadi semakin tepat sasaran, karena memang dari hasil evaluasi Pertamina di pusat, disebutkan bahwa 60 persen BBM bersubsidi tidak tepat sasaran dan dibeli oleh kalangan masyarakat mampu dan kalangan industri," ujarnya.
Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat Riau untuk segera mendaftarkan diri dan identitas kendaraan di website subsiditepat.mypertamina.id untuk bisa membeli BBM bersubsidi kedepannya, karena nantinya setiap pembeli BBM subsidi harus menunjukkan QR Code yang bisa didapatkan dengan cara mendaftar di laman MyPertamina tersebut.