Bisnis.com, PEKANBARU-- PT Perkebunan Nusantara V, Provinsi Riau, menggandeng mahasiswa pecinta alam, segenap lapisan masyarakat, perangkat desa hingga Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) melakukan penghijauan kembali hutan lindung Bukit Suligi yang kini mayoritas areal tutupannya telah berubah fungsi.
Kawasan konservasi yang berada di Kabupaten Rokan Hulu serta Kabupaten Kampar, Riau, tersebut kini dalam upaya pemulihan setelah sekian lama mengalami perubahan peruntukan akibat penjarahan dan okupansi hingga berubah fungsi menjadi ladang dan perkebunan.
"Untuk diketahui, sampai saat ini hutan yang tersisa di Bukit Suligi paling hanya tersisa 15 persen. Lainnya telah berubah fungsi," kata Penyuluh Kehutanan Muda Unit Pelaksana Tugas Kesatuan Pengelolaan Hutan Suligi Batu Gajah DLHK Riau, Mulyanto di Pekanbaru, Senin (10/1/2022).
Tepat di Hari Gerakan Satu Juta Pohon Sedunia yang diperingati setiap 10 Januari, PTPN V menyiapkan 5.000 bibit tanaman hutan dan buah-buahan. Seluruh bibit beragam jenis tanaman keras mulai dari rambutan, durian, jambu, matoa, mangga, jeruk, hingga kelengkeng itu ditanam serentak.
Penanaman ribuan bibit yang merupakan program tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) PTPN V tersebut dilakukan disela-sela hutan yang rusak, serta di sekitar areal yang telah berubah fungsi menjadi kawasan perkebunan.
Mulyanto, pria paruh baya yang menghabiskan separuh usianya mengabdi sebagai penyuluh kehutanan itu mengatakan bahwa program yang dilaksanakan anak usaha Holding Perkebunan Nusantara III Persero tersebut merupakan langkah jitu untuk mengembalikan kawasan hutan yang "terluka parah".
PTPN V, kata dia, merupakan perusahaan pertama di Riau yang menginisiasi dan melaksanakan reboisasi secara langsung. Apalagi, perusahaan plat merah itu melibatkan mahasiswa serta masyarakat sehingga program itu juga menyentuh tapak paling bawah.
"Kita selaku aparat terus berusaha agar hutan lindung ini bisa kembali ke fungsi awalnya. Ini salah satu pola agroforestri yang didorong pemerintah dan Alhamdulillah dilaksanakan oleh PTPN V. Mudah-mudahan ini awal yang baik untuk kerja sama seterusnya," harapnya.
Bukit Suligi yang memiliki total luas mencapai 45.000 hektare sejatinya menyimpan sejuta pesona. Ada sejumlah air terjun indah dan pemandangan menakjubkan dari ketinggian 800 meter di atas permukaan laut, yang dikenal sebagai Bukit Di Atas Awan. Kedua bentang alam itu begitu menakjubkan para wisatawan.
Namun, perubahan fungsi kawasan hutan menjadi ancaman tersendiri yang harus segera dicarikan solusi.
Chief Executive Officer PT Perkebunan Nusantara V Jatmiko Santosa mengatakan menjadi sebuah kehormatan bagi perusahaan untuk dapat terlibat langsung dalam pemulihan salah satu harta terpendam Riau tersebut.
"Kami sangat amat serius dalam hal keberlanjutan dan konsep green economy. Sebagai perusahaan milik negara, ini adalah bentuk nyata akan perhatian kita dalam merealisasikan kedua hal tersebut. Semoga langkah kecil kami menjadi awal dari sebuah program besar membawa kebaikan bersama dan mengembalikan fungsi Bukit Suligi," papar Jatmiko.
Kepala Desa Kumain, Kecamatan Tandun, Kabupaten Rokan Hulu, Darwadi, yang turut terlibat langsung dalam kegiatan penanaman bibit pohon tersebut berharap program yang diusung PTPN V melibatkan berbagai pihak tersebut dapat membantu menghijaukan kembali kawasan itu, selain juga menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakat melalui penerapan agroforestri.
"Mudah-mudahan masyarakat dan petani sekitar desa kita dapat merasakan manfaat besar program ini. Selain itu, kami juga berharap PTPN V dan pemerintah juga dapat terus memberikan bimbingan agar kita benar-benar bisa merasakan manfaat besar itu," tuturnya.
Mahasiswa Pecinta Alam Humendala Fakultas Ekonomi Universitas Riau juga begitu antusias terlibat aktif dalam program tersebut. Bahkan, belasan mahasiswa tersebut rela mendirikan tenda dan bermalam di dalam kawasan hutan agar dapat menanam ribuan pohon bersama masyarakat.