Bisnis.com, PEKANBARU – Wilmar International Limited (Wilmar) mengembangkan panduan komprehensif untuk pemasoknya dalam mengelola kawasan konservasi dan pelibatan masyarakat.
General Manager Sustainability Grup Wilmar Perpetua George mengatakan panduan yang berjudul “Panduan Praktik Pengelolaan Terbaik bagi Pekebun dalam Konservasi Hutan dan Bekerjasama dengan Masyarakat” difokuskan pada tata kelola di Indonesia dan Malaysia.
"Panduan yang telah disusun bersama oleh Wilmar dan Proforest ini ditujukan untuk manajer perkebunan dan berfungsi untuk melengkapi praktis operasional bagi dokumen panduan industri yang sudah ada tentang hutan Bernilai Konservasi Tinggi and Stok Karbon Tinggi," ujarnya dalam siaran pers Rabu (3/11/2021).
Menurutnya Wilmar juga telah mengembangkan dokumen yang berjudul ‘Panduan Praktis Pemantauan Areal Konservasi’ untuk memberikan petunjuk lebih rinci dan langkah-langkah praktis bagi para praktisi dan tim operasional perkebunan berdasarkan pengalaman dan praktik yang telah diterapkan oleh tim Wilmar.
Panduan ini disebutkan telah disusun berdasarkan pengalaman praktis Wilmar dalam menerapkan standard praktek pengelolaan terbaik di kawasan konservasi, serta melibatkan masyarakat sekitar untuk upaya konservasi.
Pihaknya menyadari bahwa tidak semua perusahaan memiliki kemewahan berupa staf yang ditugaskan untuk konservasi. Untuk itu, panduan ini ditulis dengan rencana supaya mudah dipahami dan diterapkan oleh siapa saja yang bekerja di pengelolaan kawasan pertanian tetapi tidak memiliki pengalaman konservasi sebelumnya.
"Kami juga telah bekerja dengan Proforest untuk memastikan manual ini juga mengintegrasikan pengalaman pemecahan masalah mereka dalam pengelolaan konservasi," ujarnya.
Dia menambahkan, kedua panduan manual dan praktis tersebut akan tersedia untuk umum, dan diharapkan dapat menjadi bagian integral dari panduan praktis bagi kalangan yang lebih luas di sektor perkebunan.
Sementara itu Direktur Proforest Asia Tenggara Surin Suksuwan mengatakan Tim Wilmar memiliki banyak pengalaman dalam mengelola dan memantau aktifitas konservasi di perkebunan, termasuk mengelola berbagai situasi rumit yang dihadapi di lapangan.
"Proforest berkolaborasi dengan Wilmar dalam mendokumentasikan praktik-praktik terbaik ini sehingga perusahaan-perusahaan lain yang memulai proses keberlanjutan dapat belajar dari pengalaman Wilmar," ujarnya.
Bersamaan dengan peluncuran panduan tersebut, Wilmar juga menyelenggarakan sesi pelatihan virtual selama dua hari dengan topik “Lokakarya Pemasok Dalam Penerapan Kebijakan NDPE Wilmar” bagi para pemasok di Indonesia. Lokakarya tersebut dihadiri 141 peserta dari 79 pabrik Pengolahan Sawit, dan 61 Grup Perusahaan.
Lokakarya tersebut diselenggarakan dalam rangka mengidentifikasi kesenjangan dan memperkuat pemahaman para pemasok dalam penerapan Kebijakan NDPE (No Deforestation, No Peat, No Exploitation) Wilmar, dengan berbagi pengalaman dalam praktek produksi minyak sawit berkelanjutan.
Lokakarya ini bertujuan juga untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya permintaan pasar terhadap minyak sawit berkelanjutan, khususnya yang memenuhi persyaratan NDPE.
Selain itu, berbagi praktek pengelolaan terbaik yang lebih mendalam untuk lahan gambut dan upaya-upaya konservasinya, termasuk juga dalam agenda Lokakarya. Kegiatan ini sekaligus sebagai upaya menerapkan perbaikan berkelanjutan dalam operasional perusahaan dan rantai pasok Wilmar.
"Lokakarya serupa dengan topik konservasi juga dijadwalkan bagi para pemasok Wilmar Malaysia pada Desember 2021."