Bisnis.com, PALEMBANG – Kecil-kecil cabai rawit. Hal itu kiranya bisa menggambarkan kinerja Stasiun Simpang, salah satu stasiun kereta api yang termasuk dalam wilayah kerja PT KAI Divisi Regional III Palembang.
“Omzet kami Rp3 miliar per hari. Tinggal dikalikan seminggu berapa, begitu juga sebulan berapa miliar,” ungkap Kepala Stasiun Simpang Pedri Setiawan kepada Tim Jelajah Kereta Api, belum lama ini.
Meski memiliki luas bangunan sekitar 20 x 15 meter, stasiun itu memiliki tanggung jawab besar, terutama dalam hal bongkar-muat komoditas batu bara.
Stasiun itu khusus melayani angkutan batu bara, sehingga tidak terlalu menonjolkan bangunan yang megah layaknya stasiun-stasiun di kota-kota besar.
Seiring dengan padatnya angkutan batu bara, Stasiun Simpang mulai berbenah. PT KAI membangun stasiun baru yang terletak di sebelah timur stasiun eksisting.
“Stasiun Simpang mau naik kelas ke stasiun kereta api besar tipe C,” ujarnya.
Sebagai informasi, Stasiun Simpang (SIG) adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Sungai Rambutan, Indralaya Utara, Ogan Ilir, atau sekitar 30 menit dari pusat kota Palembang.
Awalnya, stasiun ini memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 2 sebagai sepur lurus. Sejak beroperasinya jalur ganda Kertapati–Prabumulih per 25 April 2018, jalurnya kemudian bertambah menjadi empat dengan jalur 3 dan 4 merupakan sepur lurus.
Sekitar 10 km ke arah selatan stasiun ini, terdapat percabangan menuju Universitas Sriwijaya yang berakhir di Stasiun Indralaya.
Di sebelah barat daya, stasiun terdapat sebuah depo gerbong yang khusus untuk gerbong curah batu bara, sedangkan di seberangnya terdapat area unloading batu bara yang diresmikan sejak 1 November 2016.
Dengan selesainya jalur ganda tersebut, tidak ada lagi persilangan antarkereta api yang dilayani. Kini stasiun ini menjadi stasiun terminus untuk sebagian perjalanan KA batu bara swasta yang mengawali/mengakhiri pemerjalanannya di stasiun ini berikut bongkar-muat gerbong batu bara kontainer serta tetap melayani persusulan antarkereta api.
Dari sana, kontainer dipindahkan via truk melalui jalan khusus untuk dibawa ke dermaga kapal tongkang di Sungai Ogan dengan jarak sekitar 7 km.