Bisnis.com, PEKANBARU-- Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin mengajak masyarakat untuk ikut program wakaf uang, guna meningkatkan kondisi ekonomi dalam negeri.
Dia menuturkan bahwa wakaf uang masih jauh dari angka yang diproyeksikan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat berwakaf uang, diperlukan upaya-upaya yang lebih optimal.
Menurutnya, diperlukan usaha-usaha yang lebih optimal dan gerakan “Riau Berwakaf” ini diharapkan dapat mendukung capaian potensi wakaf uang. Wapres menguraikan ada tiga upaya yang dapat meningkatkan potensi wakaf uang tersebut.
Pertama, Wapres menekankan, perlunya peningkatan literasi wakaf kepada masyarakat, karena selama ini sebagian besar persepsi wakaf masyarakat Indonesia masih bersifat tradisional, wakaf hanya berorientasi pada aset seperti tanah, gedung dan lain-lain, sehingga wakaf hanya dilakukan oleh golongan orang tua dan kaum the haves (golongan berada), padahal wakaf juga dapat diberikan dalam bentuk uang.
Kedua, lanjut Wapres, perlunya teknologi digital untuk pengelolaan wakaf. Dengan dicanangkannya GNWU Sumatera Berwakaf dan Riau Berwakaf, wakaf yang akan disampaikan oleh masyarakat akan semakin beragam.
Ketiga, menurut Wapres yang diperlukan adalah sumber daya manusia (SDM) berkompeten di bidang wakaf, agar pengelolaan wakaf dapat lebih profesional dan kepercayaan publik terus terjaga.
“Pada 2018, Badan Wakaf Indonesia (BWI) menyebutkan bahwa potensi wakaf uang nasional diperkirakan dapat mencapai Rp180 triliun per tahun. Pengelolaan wakaf harus ditangani oleh sumber daya manusia yang memiliki kompetensi khusus di bidang wakaf, dan pengelolaan wakaf merupakan pekerjaan utama dan bukan pekerjaan sampingan," ungkapnya dalam kegiatan Gerakan Sadar Wakaf, Sumatra Berwakaf, Kamis (13/8/2021).
Untuk menghasilkan sumber daya manusia berkompeten di bidang wakaf itu, pemerintah menilai perlu didukung oleh pemerintah daerah setempat ataupun lembaga filantropi yang menaunginya.
Dengan wakaf uang ini, Wapres mencatat, beberapa negara telah menggunakannya untuk pembangunan. Di Kuwait misalnya, dana wakaf terus berkembang dalam berbagai proyek investasi pembangunan properti, pertokoan, pemukiman selain masjid-masjid.
Sementara di Mesir, dana wakaf juga dikembangkan melalui investasi infrastruktur seperti pengelolaan terusan Suez dan untuk pembiayaan Universitas Al-Azhar.
“Dengan demikian dana wakaf dapat terus berkembang dan memberikan manfaat kepada umat. Oleh karena itulah maka wakaf dinamakan sebagai sedekah jariyah yang pahalanya mengalir terus kepada pemberi wakaf (wakif).”
Dalam kesempatan tersebut, Wapres memberikan apresiasi kepada Gubernur Riau dan juga masyarakat Riau atas inisiatif mereka menjadikan “Gerakan Sadar Wakaf” menjadi gerakan moral bersama di Provinsi Riau dan diperluas hingga mencakup wilayah Sumatra.
“Semoga gerakan ini menambah motivasi, semangat, dan juga menjadi contoh bagi masyarakat di daerah lainnya untuk menggelorakan gerakan wakaf.”