Bisnis.com, MEDAN - Rumah Sakit (RS) Martha Friska Medan resmi berhenti menjadi RS rujukan pemerintah untuk penanganan pasien Covid-19. Rumah sakit yang berada di Jalan Multatuli Nomor 1 ini akan dikembalikan fungsinya sebagai rumah sakit umum swasta.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) menjadikan RS Martha Friska menjadi RS rujukan Covid-19 mulai April 2020. Sejak saat itu, RS yang memiliki 110 ruangan isolasi tersebut telah mempekerjakan kurang lebih 220 tenaga medis.
Meski RS tersebut tidak lagi menjadi RS rujukan Covid-19, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi memastikan tenaga kesehatan (Nakes) yang selama ini bertugas di RS ini akan tetap bekerja.
“Saya tidak akan lupakan pengabdian kalian semua, saya sangat mengapresiasi keberadaan kalian. Saya pastikan kalian akan tetap bekerja setelah ini. Kita akan sebar di rumah sakit-rumah sakit yang ada. Intinya, kalian akan tetap bekerja,” kata Edy Rahmayadi, di depan ratusan tenaga medis di halaman RS Martha Friska, Selasa (4/5/2021).
Direktur RS Martha Friska Fransiscus Ginting mengatakan, dari 220 tenaga kesehatan di RS Martha Friska, 110 orang adalah perawat, kemudian dokter spesialis, apoteker, petugas laboratorium, kebersihan dan lainnya.
Dia berharap RS Martha Friska bisa segera beroperasi kembali dan membantu pemerintah menyehatkan masyarakat Sumut.
Baca Juga
“Paling banyak itu perawat, ada juga dokter spesialis, petugas lab, apoteker, petugas kebersihan dan lainnya. Kita berharap RS kami bisa segera beroperasi dan membantu pemerintah meningkatkan kesehatan masyarakat Sumut,” ujar Ginting.
Kata Edy, pasien Covid-19 yang dirawat di RS Martha Friska telah dipindahkan ke RS rujukan Covid-19 lainnya, yaitu RS Haji Medan, RS Royal Peima, RS Murni Teguh, RS Adam Malik, dan RS GL Tobing.
“Kita tentu masih butuh RS Martha Friska, tetapi tentu karena kita meminjam kita harus mengembalikannya ketika diminta pemiliknya. Per hari ini dia berhenti beroperasi untuk penanganan Covid-19 dan pasien sudah kita pindahkan ke RS Haji Medan, Royal Prima, Murni Teguh, Adam Malik dan GL Tobing,” kata Edy Rahmayadi.
Hingga Selasa (4/5/2021), ketersediaan tempat tidur (Bed Occupancy Rate) untuk perawatan pasien Covid-19 di Sumut masih di angka 64 persen. Selain itu, tren kasus penyebaran Covid-19 di Sumut beberapa hari terakhir menurun.
Rata-rata kasus mingguan pada 26 April hingga 2 Mei 2021 adalah 64 kasus per hari, sementara rata-rata kasus pada pekan sebelumnya adalah 66 kasus per hari.