Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemulihan Ekonomi Sumut Kuartal I di Bawah Prediksi BI

Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatra Utara mencatat perekonomian Sumatra Utara pada kuartal 1 2021 mulai menunjukkan perbaikan.
Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumut Ibrahim, Kamis (15/4/2021).
Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumut Ibrahim, Kamis (15/4/2021).

Bisnis.com, MEDAN - Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatra Utara mencatat perekonomian Sumatra Utara pada kuartal 1 2021 mulai menunjukkan perbaikan. Meski demikian, perbaikan yang terjadi berada di bawah prediksi BI.

"Kuartal 1 2021 proses recovery berjalan, tapi tidak sekuat dengan yang kita prediksikan. Perekonomian Sumut minus 2,94 kuartal 4 2020 (yoy). Jadi di kuartal ini perekomian mendekati 0 persen," kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Utara Ibrahim saat ditanyai wartawan, Kamis (15/4/2021).

Kata Ibrahim, kuartal ini tingkat pemulihan ekonomi Sumatra Utara belum menunjukkan angka positif. Grafik kalkulasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menunjukkan probabilitas perekonomian Sumut masih 0 persen karena terdapat beberapa downside risk.

"Kita lihat grafiknya ke bawah. Artinya resiko realisasi perrkonomian masih tertarik ke bawah. Probabilitas 0 persen itu masih ada downside risk, yaitu resiko proses recovery mengalami tantangan," imbuh Ibrahim.

Salah satu tantangan tersebut adalah konsumsi pemerintah yang diperkirakan menurun karena realisasi belanja yang belum optimal di awal tahun.

Mengenai inflasi Sumut di kuartal 1 2021, Ibrahim mengatakan tren inflasi rendah masih terus berlanjut karena fundamental perekonomoan Sumut yang terkontraksi.

Pada Maret 2021, Sumatra Utara mengalami deflasi sebesar 0,08 persen dibandingkan Februari 2021. Hal ini terjadi karena rendahnya permintaan di masyarakat Sumut.

Rendahnya permintaan ini kata Ibrahim sudah terjadi sejak awal Covid-19 mewabah, tahun 2020. BI menganggap deflasi yang terjadi pada Maret 2021 masih berada di bawah kondisi ideal.

Adapun, BI memprediksi inflasi tahun 2021 adalah 3 plus minus satu persen. Untuk menjaga fluktuasi harga, terdapat empat strategi yang digunakan, yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif kepada masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper