Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Karhutla Riau, Pekan Ini Operasi Modifikasi Cuaca Dimulai

Berdasarkan hasil koordinasi dengan TNI, operasi penyemaian dilakukan menggunakan pesawat Casa 212, CN-295, dan Hercules.
Ilustrasi - Helikopter BNPB jenis MI-8 melakukan pengeboman air di atas areal hutan dan lahan yang terbakar di Desa Medang Kampai, Dumai, Riau, Selasa (9/8)./Antara
Ilustrasi - Helikopter BNPB jenis MI-8 melakukan pengeboman air di atas areal hutan dan lahan yang terbakar di Desa Medang Kampai, Dumai, Riau, Selasa (9/8)./Antara

Bisnis.com, PEKANBARU - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, BPPT, akan memulai operasi Teknologi Modifikasi Cuaca di Provinsi Riau.

Upaya ini dilakukan sebagai upaya mengatasi kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayah tersebut.

Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca, BPPT, Jon Arifian menjelaskan pelaksanaan teknologi modifikasi cuaca di Provinsi Riau rencananya akan dimulai Selasa (9/3/2021).

BPPT tengah menyiapkan 10 ton garam sebagai bahan semai dalam operasi tersebut.

"Saat ini kami sedang siapkan pengiriman logistik ke wilayah Riau," katanya dalam siaran pers, Senin (8/3/2021).

Selain bahan semai, berdasarkan hasil koordinasi dengan TNI, operasi penyemaian dilakukan menggunakan pesawat Casa 212, CN-295, dan Hercules.

Rencananya, besok beberapa personel BPPT mulai berangkat ke Riau. Selain itu, dukungan pesawat yang dibutuhkan untuk operasi itu sedang dikoordinasikan dengan pihak TNI.

Dia memaparkan TMC akan dilakukan di area pesisir timur Provinsi Riau, yang menjadi titik awan yang berpotensi menurunkan hujan di atas area hotspot Riau.

Namun, hal ini masih perlu dikoordinasikan dengan BMKG untuk melihat kondisi faktual di lapangan.

Sementara itu, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Basar Manulang mengungkapkan selain di Riau operasi TMC akan dilakukan di Kalimantan Barat. TMC Kalimantan Barat rencananya dilakukan akhir pekan ini.

"Berdasarkan pantauan KLHK , titik hotspot di Riau dan Kalbar 7 Maret 2021 untuk hotspot dengan level high convident [di atas 80 persen] tidak ada," ungkap Basar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arif Gunawan
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper