Bisnis.com, BATAM - Perkembangan sektor jasa keuangan di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) cukup stabil. Indikatornya peningkatan aset sebesar 13,80 persen (yoy), DPK sebesar 17,53 persen (yoy), kredit mengalami penurunan -0,50 persen (yoy).
Dirinci dari sisi penyaluran kredit, sektor rumah tangga menjadi yang tertinggi sebesar Rp8,02 triliun, disusul kepemilikan rumah tinggal Rp6,98 triliun, perdagangan sebesar Rp5,91 triliun, industri pengolahan sebesar Rp5,00 triliun, dan transportasi, pergudangan dan komunikasi sebesar Rp3,36 triliun.
"Sektor IKNB juga masih menunjukkan kondisi yang stabil, berdasarkan data posisi Oktober 2020, dimana Piutang Pembiayaan Perusahaan Pembiayaan tercatat sebesar Rp3.360 miliar atau menurun -1,61 year on year (yoy)," kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kepulauan Riau, Rony Ukurta Barus.
Baca Juga
Adapun piutang pembiayaan tersebut terdiri dari pembiayaan multiguna sebesar Rp2.653 miliar, pembiayaan modal kerja sebesar Rp548 ,iliar, pembiayaan investasi sebesar Rp128 Miliar dan pembiayaan syariah sebesar Rp30 miliar.
Non Performing Financing (NPF) di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 2,11 persen.
Pada sektor pasar modal, terdapat pertumbuhan jumlah investor di Provinsi Kepri pada September 2020 sebesar 60,23 persen (yoy), menjadi 36.966 investor. Dengan komposisi sebesar 57,5 persen berinvestasi pada reksadana, sebesar 34,4 persen berinvestasi pada saham dan 8,1 persen berinvestasi pada efek Surat Berharga Negara. (K41)