Bisnis.com, PADANG - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Barat mencatat peningkatan pengguna Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dari Desember 2019 hingga Oktober 2020.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Wahyu Purnama A mengatakan QRIS pertama kali diperkenalkan di Sumbar pada Desember 2019. Jelang penghujung tahun itu, pengguna QRIS berada di angka 14.279 merchant.
"Jadi pada Desember 2019 itu QRIS kita sosialisasikan kepada pedagang yang ada di Pasar Raya Padang. Ternyata mendapat respons yang positif dari Pemerintah Kota Padang," katanya di Padang, Jumat (4/12/2020).
Lalu memasuki tahun 2020, tepatnya pada bulan Januari, BI Sumbar meluncurkan penggunaan QRIS di Masjid Raya Sumatera Barat dimana tujuannya pembayaran zakat bisa menggunakan QRIS.
Dari sosialisasi di Pasar Raya Padang dan penggunaan QRIS untuk pembayaran zakat itu, posisi pengguna QRIS sepanjang Januari 2020 itu 21.003 merchant, dan pada bulan Februari 2020 ada sebanyak 22.496 merchant.
"Jadi dari bulan ke bulan pengguna QRIS di Sumbar menunjukkan tren peningkatan. Artinya masyarakat semakin sadar dan melek dengan teknologi dalam bertransaksi," sebut dia.
Menurut Wahyu, keberadaan QRIS ini ternyata menjadi solusi bagi masyarakat untuk memudahkan transaksi dalam kondisi pandemi Covid-19. Buktinya bisa dilihat dari kondisi bulan Maret 2020 dimana awal ditemukannya kasus Covid-19, pengguna QRIS ada sebanyak 26.910 merchant.
Serta berlanjut hingga bulan April 32.334, Mei 35.097, Juni 38.908, Juli 43.662, Agustus 45.673, September 49.612, dan Oktober 50.921 merchant.
"Kita berharap masyarakat bisa memanfaatkan QRIS ini. Setidaknya dapat mengurangi risiko penularan Covid-19 bila bertransaksi menggunakan QRIS," harapnya.
Wahyu juga menjelaskan cukup tingginya pengguna QRIS di Sumbar hingga Oktober 2020 ini, karena dari berbagai kegiatan BI Sumbar terus mensosialisasikan manfaat QRIS.
Terutama kegiatan Pekan QRIS pada Maret 2020 lalu, di kesempatan itu BI Sumbar menggandeng puluhan UMKM di Sumbar. Serta turut memperkenalkan mudahnya penggunaan QRIS dalam sistem pembayaran.
"Hingga akhirnya sampai Oktober 2020 pengguna QRIS telah sampai ke angka 50.921 merchant. Kedepan angka ini diperkirakan akan terus meningkat," jelasnya.
Selai menggandeng UMKM, QRIS yang merupakan suatu layanan yang digagas BI ini juga telah terintegrasi dengan sejumlah platform pembayaran digital seperti LinkAja, Go-Pay, OVO, dan DANA.
Serta beberapa lembaga perbankan juga sudah terintegrasi ke dalam layanan QRIS, termasuk Bank Nagari.
Wahyu menyampaikan bahwa kegiatan transaksi non tunai melalui QRIS tersebut juga bertujuan mendukung gerakan nasional bangga buatan Indonesia (Germas BBI).
QRIS juga telah diimplementasikan kepada pelaku UMKM ekonomi kreatif seperti pengrajin tenun, songket, sulaman, oleh-oleh dan makanan khas daerah yang diharapkan bakal mendorong pengembangan sektor pariwisata, terlebih di era new normal.
Melihat adanya respon baik dari masyarakat, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengakui bahwa QRIS adalah sebuah hal yang sangat bagus, karena selain dapat memberikan kemudahan untuk bertransaksi, juga turut memberikan rasa aman alias tidak perlu bawa uang banyak-banyak ke pasar.
Gubernur berharap inovasi sistem pembayaran non tunai seperti QRIS itu dapat diperbarui kedepannya sehingga dapat menyesuaikan dengan kemajuan teknologi.
"Apalagi dalam kondisi pandemi ini, bertransi secara non tunai adalah cara yang tepat agar bisa meminimalisir terjadi penularan Covid-19," sebut Irwan Prayitno.
