Bisnis.com, PADANG - Realisasi replanting atau peremajaan tanaman kelapa sawit di sejumlah daerah di Provinsi Sumatra Barat hingga Oktober 2020 masih jauh dari target.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumbar Syafrizal menyampaikan bahwa di tahun 2020 ini dinasnya menargetkan 10.600 hektar kebun sawit yang perlu dilakukan replanting.
"Ada lima daerah yang memiliki lahan perkebunan sawit yang ditargetkan dilakukan replanting pada tahun 2020 ini dengan total lahan 10.600 hektare. Tapi sampai Oktober 2020 baru terealisasi sekitar 14 persen dari target itu," kata Syafrizal kepada Bisnis di Padang, Jumat (6/11/2020).
Dia menjelaskan lima daerah yang dimaksud adalah Kabupaten Agam dengan luas target replanting mencapai 1.000 hektar dan yang baru terealisasi sekitar 26 persen.
Lalu di Kabupaten Dharmasraya, ditargetkan pada tahun ini di daerah yang juga memiliki lahan perkebunan sawit yang cukup luas itu, replanting tanaman kelapa sawit mencapai 3.600 hektar dan yang baru terealisasi sekitar 13 persen.
Lanjut ke Kabupaten Pasaman Barat, daerah ini adalah daerah yang memiliki perkebunan kelapa sawit yang terbesar di Sumbar. Di Pasaman Barat ini ditargetkan replanting pada perkebunan seluas 4.000.
"Namun untuk di Pasaman Barat ini, sampai Oktober ini tak satupun tanaman kelapa sawit yang telah di replanting dari target yang telah ditetapkan," ujar dia.
Begitu juga di daerah Kabupaten Sijunjung, luas lahan yang ditargetkan perlu untuk di replanting mencapai 1.000 hektar. Kini lahan perkebunan kelapa sawit yang telah dilakukan replanting baru di angka 6 persen.
Ternyata selain Kabupaten Pasaman Barat yang masih nol realisasi replanting tanaman kelapa sawitnya, daerah Kabupaten Sijunjung juga masih sangat rendah realisasinya.
"Kalau di Sijunjung ini penyebab masih rendahnya realisasi, karena areal pengajuan merupakan lahan konflik masyarakat dengan perusahaan. Sehingga dinas perkebunan di kabupaten tidak mau ambil risiko untuk memasukan pengusulan replanting," sebut Jejeng.
Selanjutnya di Kabupaten Solok Selatan, target luas lahan yang di replanting untuk perkebunan kelapa sawitnya itu 500 hektar dan realisasinya di angka 20 persen.
Berbeda dengan Kabupaten Pesisir Selatan, dari target luas lahan perkebunan kelapa sawit yang perlu untuk di replanting yakni 500 hektar, realisasinya telah 100 persen.
"Pesisir Selatan adalah daerah yang sampai saat ini sangat baik realisasi replanting tanaman kelapa sawit nya bila dibandingkan daerah lainnya," sebut pria yang akrab disapa Jejeng ini.
Penyebab masih rendahnya realisasi replanting perkebunan kelapa sawit di Sumbar pada tahun 2020 ini, salah satunya akibat adanya pandemi Covid-19. Dimana kegiatan seperti halnya sosialisasi replanting kepada masyarakat tidak bisa dilakukan secara maksimal di lima daerah tersebut.
Menurut Jejeng, selain soal sosialisasi, dinas di daerah juga sulit melakukan pengumpulan berkas bagi lahan yang perlu untuk di replanting.
"Ya akibat Covid-19 juga, ada beberapa kegiatan pun jadi tidak bisa dilakukan secara maksimal," ungkap dia.
Jejeng menegaskan target 10.600 hektare tanaman kelapa sawit yang perlu dilakukan replanting pada tahun ini, adalah bentuk upaya agar produksi kelapa sawit di Sumbar terus membaik.
Karena bila tanaman kelapa sawit sudah berumur 25 tahun, membuat batang tanaman kelapa sawit jadi tinggi bahkan mencapai di atas 12 meter. Dengan demikian, sehingga sulit mengambil produksinya, dan hal itu dapat mempengaruhi produksi kelapa sawit.
Bicara produksi kelapa sawit di Sumbar, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sumbar menargetkan produksi kelapa sawit di Sumbar pada tahun 2020 mencapai 1.167.000 ton. (k56)