Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Pemprov Sumsel Perluas Pemakaian Aspal Karet dari Musi Banyuasin

Instruksi Gubernur Sumsel Herman Deru tersebut sebagai respon atas capaian salah satu sentra penghasil karet, Kabupaten Musi Banyuasin, yang mampu memproduksi aspal karet berbasis lateks pekat terpravulkanisasi.
Dinda Wulandari
Dinda Wulandari - Bisnis.com 26 Oktober 2020  |  16:49 WIB
Pemprov Sumsel Perluas Pemakaian Aspal Karet dari Musi Banyuasin
Gubernur Sumsel Herman Deru (dari kiri) bersama Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex saat meninjau unit instalasi pengolahan aspal karet berbasis latek terpravulkanisasi di Kecamatan Sekayu, Kabupaten Muba. Bisnis/Dinda Wulandari

Bisnis.com, MUSI BANYUASIN - Gubernur Sumsel Herman Deru bakal mengeluarkan instruksi untuk kepala daerah di provinsi itu agar menggunakan aspal karet dalam pembangunan infrastruktur jalan di daerah masing-masing.

Deru mengatakan instruksi tersebut sebagai respon atas capaian salah satu sentra penghasil karet, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), yang mampu memproduksi aspal karet berbasis lateks pekat terpravulkanisasi.

“Kita punya kebun karet seluas 1,3 juta hektare dan sekitar 300.000 ha ada di Muba. Saya apresiasi Muba bisa membuat inovasi untuk mengolah aspal bercampur karet,” katanya di sela peresmian unit instalasi aspal karet di Kecamatan Sekayu, Kabupaten Muba, Senin (26/10/2020).

Oleh karena itu, kata dia, inovasi untuk menghilirkan produksi karet petani sehingga bernilai tambah tersebut patut diperluas. Dia berharap aspal karet tak hanya diterapkan di Muba, melainkan menyebar ke 16 kabupaten/kota lainnya.

“Saya akan buat regulasi agar Dinas PU Bina Marga di provinsi juga kabupaten/kota lainnya menyerap aspal karet produksi Muba,” katanya.

Sementara itu Bupati Kabupaten Muba Dodi Reza Alex mengatakan pihaknya telah menggenjot hilirisasi karet menjadi aspal karet sejak 2018 lalu.

“Tahun 2018 kami telah uji gelar aspal karet perdana di Kecamatan Sungai Lilin yang bahan bakunya dari karet petani Muba sepanjang 465 meter,” katanya.

Pada mulanya, Pemkab Muba menggunakan teknologi serbuk karet alam teraktivasi (SKAT). Kemudian pihaknya berinovasi dengan menggunakan teknologi yang dinilai lebih maju, yakni pembuatan aspal karet dengan bahan baku lateks pekat terpravulkanisasi. Lateks tersebut diproduksi lewat unit pengolahan terintegrasi. Salah satunya melalui mesin sentrifuge untuk memisahkan lateks dan air.

Dodi menjelaskan pihaknya telah mengaspal jalanan di Muba sepanjang 12,36 kilometer sejak 2019 dengan menggunakan aspal lateks tersebut. Teranyar, Muba menggelar aspal lateks di Desa Muara Teladan, Kecamatan Sekayu sepanjang 1,45 kilometer.

Bupati berharap aspal karet berbasis lateks pekat dapat mensuplai kebutuhan aspal untuk jalan kabupaten, provinsi dan jalan nasional.

Apalagi, kata dia, aspal karet memiliki sejumlah keunggulan. Secara teknis, aspal karet memiliki umur yang lebih panjang dibanding aspal biasa, tahan air dan lebih lentur. Karakteristik tersebut dinilai lebih cocok untuk jalanan di Sumsel yang cenderung dibangun di atas lahan rawa.

“Namun demikian, yang terpenting adalah penggunaan aspal karet ini bisa menggerakkan ekonomi kerakyatan karena petani karet terlibat langsung dalam produksinya,” ujar dia.

Dia menerangkan penggunaan karet rakyat sebagai bahan aspal dinilai dapat mendongkrak harga dan memberi nilai tambah di tengah fluktuasi harga komoditas itu yang cukup tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

karet sumsel musi banyuasin aspal karet
Editor : Sutarno

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    Terpopuler

    Banner E-paper
    back to top To top