Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan Cabai Merah Menipis di Sumbar Harga Semakin Pedas

Kenaikan seperti itu terus terjadi hingga akhir tahun, maka bisa-bisa harganya sampai ke nilai Rp100.000 per kilogram.
Aktivitas di Pasar Raya Padang terlihat sepi di saat pandemi Covid-19 melanda./Bisnis-Noli Hendra
Aktivitas di Pasar Raya Padang terlihat sepi di saat pandemi Covid-19 melanda./Bisnis-Noli Hendra

Bisnis.com, PADANG - Harga cabai merah di Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat, tengah terjadi tren kenaikan sejak satu pekan terakhir ini.

"Kenaikan sudah terjadi sejak musim hujan melanda Padang. Harganya memang tidak naik terlalu signifikan, tapi dari hari ke hari selalu terjadi kenaikan Rp2.000 hingga Rp4.000 per kilogramnya dari harga normal Rp30.000 per kilogram," kata Murni Yanti, pedagang di Pasar Raya Padang, Selasa (13/10/2020).

Dengan adanya kenaikan itu harga cabai merah di Padang pada hari ini Selasa (13/10) Rp40.000 per kilogram dan harga cabai merah lokal Rp45.000 per kilogramnya. Padahal hampir 8 bulan ini harga cabai merah tidak mengalami kenaikan sedikitpun yakni Rp25.000 per kilogramnya.

Selama delapan bulan itu dimana sebelum datangnya wabah Covid-19 ke Padang dan sampai saat ini, barulah beberapa pekan ini harga cabai merah naik meskipun tidak terlalu tinggi.

"Kalau kondisi lagi tren naik seperti ini sebenarnya patut dikhawatirkan juga. Karena meskipun naik Rp4.000 dan bila kenaikan seperti itu terus terjadi hingga akhir tahun, maka bisa-bisa harganya sampai ke nilai Rp100.000 per kilogram," ujarnya.

Dikatakannya penyebab terjadinya kenaikan harga itu karena pasokan cabai mulai menipis masuk ke Sumbar, dimana biasanya cabai yang masuk datang dari Jawa dan Medan.

Murni Yanti mengaku meskipun secara pasokan dari cabai merah bisa saja memenuhi pasar saat ini, tapi akan sulit dijual. Sebab selain harganya lebih tinggi dari harga cabai dari Jawa dan Medan, cabai lokal di Sumbar cukup dikenal dengan rasa yang sangat pedas.

"Jadi biasanya masyarakat itu membeli cabai merahnya dicampur. Nah kini dengan harga yang terbilang naik dari waktu ke waktu, masyarakat mulai mikir untuk membeli cabai dengan jumlah yang banyak," sebut dia.

Bahkan dengan adanya musim pesta pernikahan di Padang juga menjadi salah satu penyebab menipis stok cabai merah di sejumlah pasar.

Sementara itu Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumbar, Ridonal, mengakui bahwa saat ini tengah terjadi tren kenaikan harga cabai merah. Meski harga yang naik kini belum begitu buruk, tapi kondisi seperti perlu diantisipasi.

"Ya betul lagi ada kenaikan harga cabai merah dan hal itu dikarenakan pasokan yang masuk pun sedikit akibat cuaca buruk," ujar dia.

Ridonal menyebutkan untuk menopang kekosongan stok cabai merah yang sebelumnya dari Jawa dan Medan, kini banyak pedagang memasok cabai merah dari Lampung. Hal ini merupakan upaya dari pedagang untuk membuat stok tetap ada.

Menurutnya untuk kondisi harga cabai merah yang terbilang buruk itu berada di kisaran Rp50.000 lebih per kilogramnya. Kini dengan posisi harga masih dibawah Rp50.000 per kilogram, artinya masih bisa ditekan bila pasokan dari Lampung mampu mencukupi kebutuhan.

"Sekarang ekonomi masyarakat lagi buruk, jadi harga yang demikian dinilai cukup mahal. Hal inilah yang mungkin jadi alasan sehingga banyak masyarakat mulai gelisah dengan kenaikan harga cabai merah itu," ungkap dia.

Dikatakannya bila nanti seandainya harga sudah lebih dari Rp50.000 per kilogram, pihaknya akan menggelar pasar murah yang bekerjasama dengan Toko Tani Indonesia Center Padang. Dimana harga yang dijual telah disubsidi oleh pemerintah.

Ridonal menyebutkan biasanya komoditi yang sering mengalami kenaikan di Sumbar adalah bawang merah. Tapi kini bawang lokal Sumbar yang berada di Sentra Bawang Merah Alahan Panjang Solok tengah panen, sehingga harga bawang merah terbilang murah bahkan hanya Rp15.000 per kilogram untuk bawang merah super.

Sementara untuk komoditi lainnya seperti tomat, bawang putih, cabai rawit, telur, jahe, santan kelapa, dan beberapa komoditas lainnya masih terpantau normal harganya. (K56)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Noli Hendra
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper