Bisnis.com, PADANG - Penjualan smartphone atau ponsel pintar di sejumlah toko di Kota Padang, Sumatra Barat, berada dalam situasi menggembirakan.
"Dulu ketika awal wabah Covid-19 ini membuat sejumlah warga mulai terpapar, kondisi penjualan smartphone anjlok. Karena warga takut keluar rumah begitu juga sewaktu diterapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar)," kata Igel, penjual smartphone di Plaza Andalas Padang ketika dihubungi Bisnis, Minggu (13/9/2020).
Bahkan di masa-masa itu penjualan smartphone tidak lebih dari 18 unit per bulannya di satu toko. Akibat hal itu berdampak kepada sejumlah pekerja seperti harus menerima surat PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dari pengusaha toko.
Igel menyebutkan namun setelah PSBB berakhir dimana aktivitas masyarakat kembali mulai membaik ternyata penjualan smartphone langsung melejit.
Bahkan dengan jumlah pekerja yang mencapai puluhan orang di sebuah toko dan masing-masing pekerja dengan brand smartphone yang berbeda itu, mampu menjual produknya hingga 30 unit per bulannya.
"Rata-rata dari pembeli yang datang ke toko alasan mereka untuk keperluan anak-anaknya melaksanakan sekolah secara daring. Jenis smartphone yang dibeli itu bervariasi," jelas Igel.
Baca Juga
Rata-rata smartphone yang terjual merupakan smartphone dengan harga kelas menengah dengan spek yang benar-benar diperuntukan untuk internetan keperluan anak-anak mengikuti belajar secara daring.
Tidak hanya di Igel, penjualan smartphone di toko lainnya bahkan lebih banyak lagi penjualannya. Hal ini dikarenakan tokonya berada dekat dari lingkungan masyarakat yang padat penduduk.
Penjual smartphone di Siteba Padang, Fikra mengaku bahwa saat ini penjualan smartphone di toko nya itu dalam situasi yang cukup menggembirakan setelah sekian lama berpuasa akibat pandemi Covid-19 yang membuat pemerintah menerapkan PSBB.
"Kalau di toko saya ini penjualan smartphone bisa 100 unit per bulannya. Penjualan itu terbilang bagus bila disesuaikan dengan situasi Covid-19," sebut dia.
Fikra mengatakan kendati terjadi penjualan yang meledak itu, soal harga tidak ada mengalami kenaikan alias harga tetap sama dengan hari-hari sebelum adanya Covid-19.
"Kita malah lakukan program diskon, jadi tidak ada kenaikan harga," tegasnya.
Fikra memperkirakan peningkatan penjualan smartphone itu bisa dikatakan bakalan tidak berlangsung lama. Sebab bila sejumlah siswa telah punya smartphone maka kondisi penjualan bakal kembali ke kondisi semula, dimana pembeli yang datang benar-benar untuk kebutuhan pakai sehari-hari.
"Hal ini saya perkirakan karena yang membeli itu adalah ibu-ibu atau bapak-bapak untuk keperluan anaknya mengikuti belajar sekolah secara daring," ucap Fikra.