Bisnis.com, PALEMBANG – Sumatra Selatan tercatat mengalami deflasi sebesar 0,33 persen pada Agustus 2020 yang merupakan deflasi terendah sejak 2018.
Kepala Badan Pusat Statistik Sumsel, Endang Tri Wahyuningsih, mengatakan jika melihat laju inflasi secara bulanan sejak 2018, Sumsel selalu mengalami deflasi pada bulan Agustus.
“Selama 2 tahun belakang juga alami deflasi, hanya karena pandemi Covid-19 pada tahun ini daya beli masyarakat belum normal, sehingga polanya di bawah 2018 dan 2019, deflasi kali ini lebih tajam,” paparnya, Selasa (1/9/2020).
Dia melanjutkan pola laju inflasi Sumsel tahunan hingga Agustus 2020 juga lebih rendah dibanding 2 tahun terakhir. BPS mencatat laju inflasi year on year hanya 0,75% sementara pada 2019 sebesar 2,52%.
“Pola tahunan terus menurun, kalau tahun-tahun sebelumnya sudah tinggi sekali,” kata Endang.
Sementara itu jika dilihat dari harga komoditas yang membentuk deflasi di Sumsel, pihaknya memantau bahwa penurunan harga daging ayam ras, bawang merah, ikan mujair dan telur ayam merupakan komoditas dengan andil deflasi tertinggi.
jika melihat dari kelompoknya, maka kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami deflasi paling tinggi, yakni 0,89%.
“Mudah-mudahan September nanti Sumsel bisa mengalami perkembangan harga yang lebih baik,” katanya.(Riska Mutia)