Bisnis.com, PEKANBARU – Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Holtikultura Provinsi Riau menargetkan seluruh lahan pertanian pangan yang ada bisa tertanami untuk periode panen September dan Desember 2020.
Syahfalefi, Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura Riau, menjelaskan bahwa luas lahan pangan yang tersedia di Riau sekitar 62.000 hektare baru tertanami seluas 55.717 hektare dengan produksi setara 131.714 ton pada periode tanam pertama.
“Dan untuk periode kedua, pada zaman Covid-19 ini setelah new normal, kami juga akan menanam untuk periode [panen] September dan Desember itu sekitar 62 ribu hektare,” katanya, Senin (29/6/2020).
Dia menyebut bahwa aktivitas pertanian di Riau tidak terkendala oleh pandemi Covid-19 karena bukan pekerjaan yang membuat orang berkerumun. Beberapa produksi pertanian Riau yang masih panen pada periode panen pertama antara lain padi, jagung, sagu, dan umbi-umbian.
Lebih lanjut, Syahfalefi mengungkapkan bahwa Provinsi Riau memang belum mencapai swasembada pangan. Adapun, produksi pangan di Riau hanya mampu menutupi 40 persen kebutuhan pangan masyarakat. Sisanya sekitar 60 persen didatangkan dari provinsi tetangga seperti Sumatra Barat dan Sumatra Utara.
Untuk menggenjot produksi pangan, DPTPH Riau kini menyusun roadmap untuk meningkatkan produktivitas yang dapat memenuhi swasembada pangan sebesar 50 persen hingga 60 persen. Beberapa pendekatan yang dilakukan seperti penyediaan bibit unggul yang selama ini belum dilakukan secara keseluruhan, penyiapan jaringan dan infrastruktur, serta pendekatan kelembagaan.
Baca Juga
“Dengan pendekatan ini kamiharapkan pertanian di samping meningkatkan produksi juga meningkatkan kesejahteraan petani.”
Jika berbicara tentang produksi, Syahfalefi memaparkan bahwa akan ada dua hal yang ditingkatkan yaitu produksi dan luas tanam. Peningkatan produktivitas pun nantinya akan berdampak langsung terhadap ketahanan pangan suatu daerah.
“Ini saya tidak muluk-muluk, kamiupayakan 62.000 hektare ini tertanam, kalau tertanam dengan baik dengan produksi 5 ton—7 ton per hektare, saya rasa akan memengaruhi secara signifikan terhadap produksi tanaman pangan,” jelas Syahfalefi.